Plt. Deputi IV Kepala Staf Presiden, Wandy N. Tuturoong bersama representatif MIKTA Youth serta Alumni Sekolah Staf Presiden, di Jakarta, Jumat (1/12).
Jakarta – Seiring dengan persiapan Keketuaan Indonesia di forum Meksiko, Indonesia, Korea Selatan,Turkiye, Australia (MIKTA), delegasi pemuda MIKTA berkesempatan untuk mengunjungi Kantor Staf Presiden untuk berdialog mengenai Tata Kelola Sekolah Staf Presiden (SSP). Dalam kesempatan tersebut, Plt. Deputi IV Kepala Staf Presiden, Wandy N. Tuturoong menyampaikan proses yang panjang dalam rekrutmen peserta Sekolah Staf Presiden yang sudah mencapai 69 alumni di periode 2022-2023.
“Proses rekrutmen ini panjang dan pastinya transparan, kami mengawali rekrutmen secara publik dan kemudian para pemuda tersebut kami wawancara secara langsung untuk dapat mengetahui latar belakang mereka,” ujar Wandy dalam Pertemuan dengan MIKTA Youth di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (1/12).
MIKTA Youth Initiative (MYI), merupakan organisasi kepemudaan yang mempertemukan para pemuda dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia untuk menjembatani kesenjangan antara negara maju dan berkembang serta membangun konsensus mengenai isu-isu yang relevan untuk semua wilayah. Kunjungan para perwakilan pemuda MIKTA ke KSP merupakan rangkaian acara dari agenda kepemudaan pada tujuh forum internasional di tahun 2023, termasuk berdialog mengenai SSP.
Seperti diketahui, SSP pertama kali berlangsung pada bulan Juli 2022. Melalui SSP, anak-anak muda Indonesia diberikan kesempatan untuk terjun langsung mempelajari bagaimana sulitnya mengelola negara. Sebab, peserta diajarkan bekerja dan terlibat langsung dengan para Tenaga Ahli di Kantor Staf Presiden dalam memecahkan berbagai persoalan pada pelaksanaan isu strategis dan program prioritas Presiden.
Sejalan dengan peran tugas dan fungsi KSP, ujar Wandy, para alumni SSP diberi kesempatan untuk mempelajari langsung bagaimana KSP untuk memberi dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan pengendalian program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis. “Para alumni SSP ini melihat langsung bagaimana KSP melakukan de-bottlenecking berbagai kendala dalam proyek strategis nasional presiden,” imbuhnya.
Salah satu alumni SSP, Imam Nur Yaman mengatakan kesempatan yang diberikan untuk dapat bergabung menjadi siswa SSP angkatan tahun 2022 merupakan pengalaman berharga. Tidak hanya mengalami langsung proses pembuatan kebijakan negara, SSP telah memberikan relasi yang dapat bermanfaat untuk dia di masa depan. “Setiap minggu KSP memberikan memo ke presiden mengenai pertimbangan dalam proses pembuatan kebijakan, dan itu semua kita praktekan langsung, ini sangat berkesan untuk saya,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu representatif MIKTA Youth dari Turki, Aysegul Ustun turut mengapresiasi program SSP yang digagas KSP. Menurutnya, melalui SSP semakin menunjukan relevansi peran pemuda dalam tata kelola negara. “Di negara saya tidak ada program seperti ini, tentu menarik bagaimana pemuda diberi kesempatan untuk mengetahui dan belajar lebih lanjut mengenai proses pembuatan kebijakan negara secara langsung,” ungkapnya. (Rizaldy/KSP)