Moeldoko melihat hasil olahan pertanian yang dibuat siswa SMK Negeri 1 Petang Ubud, Bali, 25 November 2022
Tak usah sedih, marah, apalagi dendam jika kamu dicukur guru karena dinilai rambutmu sudah cukup panjang. Karena itu toh tidak mencukur masa depanmu. Malah itu adalah salah satu bentuk perhatian guru padamu. Agar disiplin dan taat aturan sekolah.
Hampir di setiap sekolah ada saja peserta didik yang dicukur paksa gurunya. Termasuk Moeldoko.
Siapa pernah menyangka, Moeldoko Panglima TNI (2013-2015) itu ternyata rambutnya pernah gondrong. “Tidak terlalu panjang, cuma karena masih sekolah SMP, kata Kepala Sekolah sudah kepanjangan,” kata Moeldoko bercerita di depan siswa SMK Negeri 1 Petang Ubud, Bali pada Jumat (25/11).
Saat itu, Moeldoko melanjutkan ceritanya, dia masih duduk di kelas 2 SMP Papar Kediri, Jawa Timur. Usai jam sekolah Kepala Sekolah memanggil dan mengajaknya pergi ke pasar. Tadinya Moeldoko mengira akan diajak belanja atau ditraktir makan. “Ternyata saya ke ge-er an,” kata Moeldoko yang disambut tawa para siswa dan guru yang hadir.
Kepala sekolah ternyata mengajaknya ke tukang cukur rambut. “Habis…! rambut saya,” katanya. Moeldoko menyampaikan kisah itu sebagai pengingat kepada siswa. Kadang siswa kurang peduli nasehat guru. Tetapi ternyata guru memberi perhatian besar pada siswa, bukan hanya dalam soal pelajaran. Tetapi juga dalam penampilan dan emosi kita sehari-hari dalam pergaulan di sekolah.
Cerita Moeldoko ini disampaikan untuk mengingatkan kita bahwa pada 25 November merupakan Hari Guru Nasional. Guru mempunyai peran sangat penting dalam melahirkan generasi bangsa yang berkualitas. Moeldoko bahkan meminta para siswa berdiri dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada para guru.
Presiden bahkan memberi penekanan pada pembangunan Sumber Daya Manusia yang sangat besar. Kunjungan kerja Moeldoko ke Ubud merupakan bagian dari rangkaian acara melihat langsung kondisi pertanian di Bali.
SMK Negeri 1 Petang dipilih karena merupakan sekolah kejuruan yang memberikan pengajaran terkait pertanian. Moeldoko berharap lulusannya nanti berani memberi perubahan pada pertanian di Indonesia. (Rizaldy/KSP)