Tak cukup hanya memberikan pelatihan kepada pelaku usaha mikro, tapi mesti ditindaklanjuti dengan monitoring secara berkala. Monitoring ini menjadi salah satu metode Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) dibawah kepemimpinan Muh. Asri Albar dalam memotivasi pelaku usaha yang pernah diberikan pelatihan dinas tersebut.
Rencana monitoring selalu disampaikan disetiap pelaksanaan pelatihan agar peserta pelatihan bersungguh-sungguh dan disiplin mengikuti pelatihan dan benar-benar berjuang serta menerapkan ilmu yang diperoleh di pelatihan saat menjalankan usahanya.
Disosnakertrans kembali memberikan pelatihan teknologi tepat guna (TTG) yang pesertanya adalah warga desa yang belum memiliki pekerjaan tetap. Pelatihan yang dipusatkan di Desa Limbua Kecamatan Sendana ini diikuti 20 orang peserta wanita dari desa Limbua dan desa tetangganya.
Pelatihan Tekhnologi Tepat Guna (TTG), bertujuan untuk peningkatan kewirausahaan dalam memberdayakan masyarakat kurang mampu. Ada 3 kegiatan pelatihan TTG yang didanai APBN 2013 ini, yaitu pembuatan ikan abon, bandeng presto, dan bandeng cabut duri.
Pada kesempatan penutupan kegiatan, Kadis Muh. Asri Albar kembali kembali mengingatkan bahwa akan dilakukan monitoring terhadap kegiatan seluruh alumni pelatihan. Hal ini dilakukan, kata dia, agar alumni pelatihan termotivasi mengembangkan usahanya. Selain monitoring Kadis juga menjajikan reward secara proporsional terhadap alumni baik kelompok maupun person yang dapat menunjukkan keseriusan.
Pelatihan TTG pembuatan ikan abon, bandeng presto, dan bandeng cabut duri ini dilaksanakan melalui bidang pelatihan dan penempatan (Pelatpen) Disosnakertrans. Kepala Bidang Pelatpen Hj.Hamsinah HB mengatakan, pelatihan ini diharapkan peserta dapat mengolah ikan mulai dari mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap dipasarkan.
Seperti pelatihan TTG yang dilaksanakan sebelumnya, pelatihan yang diselenggarakan di Desa Limbua ini juga memberikan sarana usaha kepada peserta. Hamsinah mengatakan bahwa pemberian sarana usaha ini dimaksudkan agar alumni pelatihan tidak lagi memiliki alasan untuk tidak melanjutkan atau mengembangkan usahanya karena teori, praktek dan sarana usaha sudah dimiliki.
Mendapatkan paket program melalui APBN, kata Muh.Asri Albar, di Disosnakertrans membutuhkan perjuangan dan tantangan serta persaingan sangat ketat dengan daerah lain. Di Tahun 2013 hanya empat program kegiatan salah satunya pelatihan TTG yang diadakan di Desa Limbua sehingga harus benar-benar menempatkan program ini secara objektif, diantara 82 desa dan kelurahan di Kabupaten Majene.
Fitriani, peserta pelatihan dari wilayah Utara Desa Limbua yaitu Dusun Lembang, mengaku senang mengikuti pelatihan karena selain memeroleh ilmu juga mendapat alat pembuat Abon Ikan yang diidamidamkan selama ini. Olehnya itu, ia menyampaikan terima kasih Dinas Sosnakertrans melalui Bidang Pelatpen dan terkhusus kepada kepala Dinas Sosnakertrans Muh.Asri Albar.
Bantuan yang diberikan kepada peserta pelatihan yakni Wajan, Panci Presto, Kompor Gas, dan beberapa bantuan yang menunjang usaha tersebut diatas.
Sementara itu Kepala Desa Limbua Muh. Zaldi Basri menyatakan apresiasinya dan sepenuhnya mendukung program Disosnakertrans karena dinilai searah dengan Visi-Misi Desa Limbua, yang mengarah pada peningkatan ekonomi masyarakat sesa.
Dia pun memotivasi peserta untuk bisa berwirausaha setelah selesai mengikuti pelatihan dan diharapkan mengajak ibu-ibu rumah tangga lain yang belum berkesempatan ikut dalam pelatihan ini untuk bekerja sama dalam mengembangkan usaha. Sebagai kepala desa, dia juga berharap akan menjadi salah satu potensi sektor ekonomi sehingga mampu menciptakan lapangan kerja bagi pengangguran di Desa Limbua. (haslan)