
Ikhwal Fauzi dan Sri Widyasari, Abdul Wahab pembina ekskul Al Jazary Robotika MTsN 2 Majene (depan kanan) dan Kepala Madrasah MTsN 2 Majene Sahid (tengah masker batik), serta guru pembina lainnya.
Majene, mandarnews.com – Event tahunan Madrasah Young Reseachres Supercamp (Myers) atau madrasah riset merupakan salah satu program unggulan Direktorat Pendidikan Kuruikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
Para siswa madrasah jenjang Tsanawiyah (MTs) maupun Aliyah (MA) melalui lomba)m ini sudah banyak menghasilkan produk dan hasil penelitian ilmiah yang genuine dan tidak kalah dengan para peneliti senior.
Sebagaimana pengumuman 50 Top proposal dari 7.000 proposal riset yang terkirim dari madrasah seluruh Indonesia, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Majene lolos untuk menampilkan presentasi nasional dan sudah menampilkan performanya, Kamis (26/8) di hadapan dewan juri secara virtual.
Penelitian yang dilakukan anak muda milenial Ikhwal Fauzi dan Sri Widyasari yang merupakan siswa kelas IX MTsN 2 Majene berhasil melakukan riset dengan judul “Monitoring Suhu dan Kelembapan Sarang Penyu Berbasis aplikasi Telegram di Kawasan Pantai Barane, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat”.
Ide penelitian ini dilakukan berdasarkan observasi awal bahwa pengelola konservasi penyu melakukan monitoring suhu secara langsung ke sarang penyu.
Sebagaimana dipahami bahwa penyu menurut perkembangbiakannya termasuk kelompok binatang ovipar. Pembuahan telur berlangsung di dalam tubuh induk. Janin yang terkandung di dalam telur dikeluarkan induk sepenuhnya berkembang di luar tubuh.
Janin penyu pada perkembangannya yang normal memerlukan kesesuaian suhu dan kadar air lingkungan sarang atau penetasan.
Penyu merupakan hewan TSD atau Temperature dependent Sex Determination. Suhu pasir sarang merupakan perpaduan antara suhu lingkungan dengan suhu telur selama masa inkubasi.
Suhu yang baik untuk keberhasilan yang baik selama masa inkubasi telur penyu adalah berkisar 25–33 ºC. Bila suhu di dalam sarang di luar batas suhu tersebut, maka embrio tidak akan tumbuh dan mati.
Bila suhu kurang dari 29 ºC, maka sebagian besar adalah tukik jantan. Sebaliknya, bila suhu lebih dari 29 ºC maka yang akan menetas adalah sebagian besar tukik betina. Tingkat kelembapan pasir dalam sarang terkait dengan pemilihan tempat bertelur.
Penyu menyukai kelembapan pasir yang kecil dan cenderung kering. Kadar air lingkungan sarang penting untuk kelangsungan hidup embrio. Kadar air yang berlebihan menyebabkan tingginya kelembapan yang meningkatkan pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga dapat menutupi pori-pori cangkang telur.
Pemantauan terhadap penyu merupakan salah satu langkah penting untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan upaya pengelolaan konservasi penyu.
Kegiatan pemantauan dari sisi waktu ada yang dilakukan secara rutin, periodik, dan insidental, tergantung pada kondisi populasi penyu dan intensitas kehadiran penyu pada kawasan Pantai Barane.
Penelitian ini mengembangkan instrumen pemantau dan perekam data suhu dan kelembapan lingkungan sarang penyu.
Secara umum, instumen ini mirip dengan datalogger yang setiap saat dapat dimonitoring secara mudah dan praktis melalui aplikasi Telegram.
Komponen utama terdiri dari mikrokontroler NodemCu ESP 8266 sebagai otak utama, sensor suhu, sensor kelembapan, penampil liquid crystal display (LCD), dan aplikasi Telegram sebagai output penyimpanan data dan monitoring.
Penelitian ini diharapkan mampu membantu pengamat dalam pengambilan data suhu dan kelembapan sarang dan lingkungan penyu dimana pun dan kapan saja.
Instrumen otonom ini diharapkan dapat menggantikan metode pengukuran konvensional yang selama ini digunakan untuk memberikan informasi basis data suhu dan kelembapan sarang penyu selama masa inkubasi.
Memberikan kebaharuan dalam pencacat suhu dan kelembapan pasir penyu secara terus menerus dan real time.
Melalui penelitian yang dirancang oleh peneliti muda MTsN 2 Majene akan memberikan informasi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan upaya pelestarian penyu sehinggga dapat mencegah penurunan populasi penyu.
Inovasi dan riset dari MTsN 2 Majene sebagai satu-satunya Madrasah Tsanawiyah yang mewakili Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) di bidang Sains dan Teknologi yang lolos Top 50 besar menargetkan bisa berkontribusi dalam menjaga satwa penyu yang perlu dijaga dari kepunahannya.
Keberhasilan peneliti MTsN 2 Majene membuktikan aplikasi Telegram melalui sebuah rancang bangun alat berbasis Internet of Things (IoT) dengan memanfaatkan hardware NodemCU dan sensor suhu DS18B20 memberikan ruang untuk berinovasi dalam ajang Nasional Myres.
“Alhamdulillah dua peneliti muda MTsN 2 Majene tampil sebagai presenter nasional dan berharap mampu lolos ke tahap II 15 besar nasional,” harap Abdul Wahab, pembina ekstrakurikuler (ekskul) Al Jazary Robotika MTsN 2 Majene.
Menurut Abdul Wahab, apa yang telah ditampilkan oleh anak-anak ekskul Al Jazary di ajang Myres 2021 menjadi langkah awal untuk senantiasa melakukan riset dan menciptakan alat teknologi sebagai bagian ikut serta dalam kemajuan revolusi industri 4.0.
Sementara Kepala Madrasah MTsN 2 Majene Sahid mengapresiasi perjuangan dan ikhtiar anak-anak robotik dalam lomba Myres 2021, juga senantiasa melakukan riset-riset sains dan teknologi sebagai bagian dari tagline “Madrasah Hebat Bermartabat”.
“Tentu peran guru pembina dan pendamping di ajang nasional ini akan menjadi perhatian utama MTsN 2 Majene dan berharap kemudian satu tim yang sementara menjadi perhatian setelah Myres adalah Madrasah Competition Robotic (MRC) tingkat nasional yang sudah mendaftarkan tim robotiknya dalam kategori rancang bangun,” tutup Sahid. (Rls)
Editor: Ilma Amelia