
Jakarta, mandarnews.com – Kementerian Pariwisata RI pertama kalinya mengadakan kegiatan yang mengumpulkan para penyelenggara festival dari seluruh Indonesia dalam ajang Festival Indonesia Festival (FESTinFest) 2017 yang digelar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta 26 29 Januari 2017.
Pembukaan FESTinFest dilakukan langsung oleh Menteri Pariwsata, Arief Yahya. FESTinFest ini jadikanlah sebagai pentahelix forum pebisnis antara pemerintah, komunitas, media, dan akademisi.
“Ajang ini juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mempertemukan para penyelenggara festival untuk saling bertukar pengalaman dan mengembangkan kerja sama sekaligus sebagai “kick off” semaraknya festival sepanjang 2017,” kata Arief Yahya.
Dia juga mengajak pihak Dinas Pariwisata di tiap provinsi di Indonesia untuk menjadikan Gedung Sapta Pesona sebagai destinasi festival dalam bentuk Indonesia Festival Week.
“Saya tawarkan setiap minggu ada Indonesia Festival Week di sini. Setiap provinsi akan mempunyai jatah ‘week’ di sini. Sebab tempat meluncurkan acara terbaik yakni di Jakarta,” katanya
FESTinFest melaksanakan banyak kegiatan, seperti pameran, sarasehan, pertunjukan, dialog, kuliner dan pemutaran film. Dalam acara Sarasehan Penyelenggaraan Festival, salah satu pembicara adalah Muhammad Ridwan Alimuddin. Dia memaparkan tentang pelaksanaan Sandeq Race di Sulawesi Barat.
Menurut Ridwan, Sandeq Race dikenal sebagai salah satu festival bahari yang legendaris di Indonesia. Sayangnya itu tidak terkelola dengan baik. Pada kesempatan tadi di dalam sarasehan, saya mengemukakan persoalan-persoalan yang dialami oleh Sandeq Race yang menyebabkan mengalami penuruan kualitas dan kuantitas beberapa tahun terakhir.
“Ke depan pihak kementerian berjanji untuk lebih aktif terlibat dalam mengelola beberapa festival di daerah, termasuk Sandeq Race di Sulawesi Barat,” kata Muhammad Ridwan.
Tampak menjadi panelis sarasehan adalah Heri Permad yang berhasil menjadikan ArtJog sebagai salah satu festival paling bergengsi di Indonesia, Seno Joko Suyono wartawan Tempo yang terlibat dalam pelaksanaan Borobudur Writers and Culture Festival, Budi Hermanto pelaksanan Herau Culture Festival, Irawati Kusumarasri dari Festival SIPA di Solo, dari Festival Dieng, peneliti Festival Pantura, Erau Folk Art Festival, dan dari pihak Kementerian Pariwisata.
Selain sarasehan, juga ada simposium yang berjudul Seabad Pariwisata Budaya Bali, pertunjukan 10 DEST.1.NATION (memperkenalkan 10 destinasi wisata unggulan selain Bali), dan rencana pemerintah untuk mengembangkan pariwisata di daerah perbatasan. (Irwan)