Suasana Musrembang Desa Rantepuang
Mamasa, mandarnews.com – Melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Desa Rantepuang, Kecamatan Sesenapadang, Kabupaten Mamasa pada Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPdes) Tahun 2020, diprioritaskan pengadaan alat berat yaitu ekskavator, pengembangan bawang merah, dan kedelai.
Kepala Desa Rantepuang, Yohanis BK saat dikonfirmasi usai rapat menyampaikan, rencana pengadaan alat berat sebenarnya telah dimulai sejak tahun lalu namun belum diberikan respons positif oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPM-PEMDES) Mamasa.
“Desa Rentepuang pada cita-citanya akan dibangun berbasis agrowisata. Dalam pembangunan, beberapa area yang potensial menjadi persawahan masih ada 15 hektar, untuk menata titik wisata tentunya juga membutuhkan alat berat,” ujar Yohanis, Rabu (8/1/2020).
Yohanis menjelaskan, tahun lalu telah diposkan untuk dana cadangan Rp 500 juta sehingga tahun 2020 akan kembali dianggarkan 50%-60% dari pagu Dana Desa yang sekitar Rp 818 juta di luar Anggaran Dana Desa sekitar 300 juta lebih untuk operasional.
“Masyarakat sangat bersemangat soal program pengadaan alat berat, bahkan mereka siap bertandatangan dan beramai-ramai ke DPM-Pemdes Mamasa memberikan pernyataan,” kata Yohanis.
Selain alat berat, lanjutnya, progam pengembangan tanaman bawang merah dan kedelai juga telah menjadi komitmen bersama 11 kelompok tani di Rantepuang untuk bersama-sama melakukan penanaman serentak sebab dipandang lebih menjanjikan daripada tanaman jagung meskipun memberikan keuntungan.
“Untuk pengembangan kelompok tani di tahun 2020, Rp 100 juta akan disalurkan ke 11 kelompok tani sebagai wujud keseriusan atas rencana tersebut. Penyelesaian program air bersih juga tetap dilakukan,” sebut Yohanis.
Ia menerangkan, pada panen perdana tanaman jagung yang telah diamati per 1 hektar menghasilkan 1,5 ton. Pada panen kedua 2 ton atau setara Rp 8 juta jika terjual Rp 4.000 per kilo.
“Sementara tanaman bawang merah yang telah dikembangkan dengan luas lahan 20×20 meter mampu menghasilkan 300 kilo atau setara Rp 6 juta jika terjual Rp 20.000 per kilogram,” ucap Yohanis.
Dengan mempertimbangkan biaya produksi, tambahnya, tenaga, dan modal maka diputuskan secara bersama-sama bahwa bawang merah jauh menjanjikan. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia