Peserta IMYP/ Sumber Foto : Humas Pemkab Majene
Majene, mandarnews.com – Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) kembali menggelar International Youth Maritim Program (IMYP) tahun 2017. Sebelumnya, kampus negeri pertama di Sulbar ini juga menggelar event yang sama tahun 2015 silam.
Program ini mendatangkan puluhan mahasiswa dalam maupun luar negeri. Jumlahnya seimbang, masing-masing 20 mahasiswa datang di Sulbar untuk program tersebut.
Menurut Ketua Panitia, Muhammad Nasir Badu, IMYP itu diinisiasi Unsulbar karena tiga faktor. Diantaranya sesuai dengan visi misi Presiden Jokowi tentang poros maritim, Unsulbar punya visi misi kemaritiman karena sepanjang wilayah Sulbar itu adalah daerah pesisir.
Terakhir, masalah kepariwisataan maritim di Sulbar. Menurutnya, IMYP memperkenalkan budaya Mandar, seperti perahu sandeq dan sayyang pattu’du’ (kuda menari) dan lainnya. Mahasiswa dari luar bisa melihat dan mempelajari secara langsung budaya Mandar.
“Dari ketiga faktor itulah kita mencoba melakukan kegiatan seperti ini. IMYP juga mendapat respon yang luar biasa dari berbagai negara,” kata Muhammad Nasir Badu.
Peserta tersebut berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Sementara mahasiswa luar negeri berasal dari enam negara. Diantaranya Malaysia, Vietnam, Thailand, Kamboja, Rusia dan Australia.
Selama seminggu, mereka melakukan observasi tentang budaya dan alam di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar (Polman). Sebanyak 30 mahasiswa Unsulbar terlibat dalam kepanitiaan untuk mendampingi peserta sekaligus belajar berkomunikasi langsung dengan peserta IMYP yang berasal dari berbagai kampus.
“Bagi kami, mungkin tidak dirasakan oleh seluruh mahasiswa tapi paling tidak mahasiswa yang terlibat dalam itu mungkin ada yang merasakan perubahan hal demikian.,” kata Nasir Badu soal manfaat IMYP bagi Unsulbar.
Masing-masing peserta menanggung sendiri biaya transportasi ke Sulbar. Pihak panitia hanya menanggung akomodasi dan segala keperluan selama IMYP tersebut berlangsung. Untuk menyukseskan kegiatan itu, pihak panitia dapat anggaran dari Kampus Unsulbar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene dan Polman serta Bank Negara Indonesia (BNI).
Menurut Nasir Badu, selain dari kampus, bantuan itu tidak berupa uang tunai. Melainkan pihak Pemkab setempat dan BNI hanya menyediakan beberapa keperluan peserta saat kegiatan itu berlangsung.
Selain itu, Nasir Badu juga mengatakan, saat penutupan IMYP, Minggu 30 Juli 2017 para peserta melakukan persentase tentang potensi maririm Mandar. Para peserta menilai, Sulbar khususnya Majene dan Polman punya potensi masa depan mengenai pariwisata dan budaya. Sisa dikelola dengan baik agar bisa bernilai lebih.
“Kita lihat sebetulnya daerah ini punya potensi wisata dan budaya yang bagus panoroma alamnya. Tapi tidak dikemas dalam sedemikian rupa. Dalam pesentase mereka punya rekomedasi-rekomendasi. Mereka punya ekpekstasi bahwa dimasa mendatang Sulbar bisa lebih bagus lagi untuk berbenah,” jelas Kepala Kantor Urusan Internasional Unsulbar ini.
Selanjutnya, pihak panitia dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Disitu panitia akan mempersentasekan IMYP.
IMYP Tuai Kritik dari Petinggi Kampus Unsulbar
Pelaksanaan IMYP yang kedua tersebut justru menuai kritik dari petinggi Unsulbar itu sendiri. Kritikan itu datang dari Sekertaris Rektor Unsulbar, Ahmad Zamad. Ia menilai, Unsulbar belum pantas melaksanakan IMYP.
“Ya kalau saya sih saya pikir itu belum waktunya. Karena itu (IMYP) bagi universitas yang sudah matang,” kata Ahmad Zamad.
Kritikan Ahmad Zamad itu bukannya tanpa alasan. Seharusnya, kata dia, Unsulbar lebih memperhatikan pembangunan sarana dan prasana kampus. Utamanya ruang perkuliahan. Apalagi tahun ini Unsulbar kembali menerima lebih dari 2 ribu mahasiswa baru.
“Sekarang yang penting itu adalah konsolidasi. Menyiapkan sarana dan prasarana seperti gedung perkuliahan. Itu kan yang utama sekarang,” tegasnya.
Menurutnya, Unsulbar saat ini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga jumlah pendaftar meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, pihak kampus harusnya menyiapkan gedung perkuliahan agar tidak muncul masalah baru. (Irwan Fals)