
Suasana Natal Pemda dan Masyarakat Mamasa
MAMASA,- mandarnews.com – Melalui Natal Pemda dan Masyarakat 7777 lilin dinyalakan bersama 17 meter pohon natal sebagai makna dari identitas Kabupaten Mamasa.
Sementara Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda dalam sambutannya menjelaskan. Inspirasi penyalaan lilin 7777 dan 17 meter pohon natal sebab di Kabupaten Mamasa ada 17 kecamatan serta HUT ke 17 dan secara kewilayahan adat terdiri dari Pitu Ulunna Salu Kondosapta’ Uai Sapalelan , secara budaya juga diakui adanya Aluk Sandapitunna bahkan juga didalam Ajaran Agama Kristen yakni Doa Bapa Kami ada 7 Permohonan serta dalam penciptaan juga selama 7 hari.

“Inilah dasar pemahaman sehingga ide ini muncul karenanya dengan memahami seksama hal itu maka penting bagi kita bersama untuk saling bergandengan tangan dalam menata kemajuan Kabupaten Mamasa kedepannya,”kuncinya.
Melalui khotbah Pdt.Deppatola Pawa, Sabtu (29/12) di Lapangan Pusat Kota Mamasa menyampaikan. Hidup dalam keharmonisan demikianlah awal mula penciptaan Allah tapi mengapa setelah waktu berjalan kerukunan atau keharmonisan itu sulit dicapai.
Ada yang tengah membunuh atas nama Agama dan Tuhannya bukankah agama itu sumber kebaikan dan tidak semestinya melahirkan fanatisme, egosektoral dan hal buruk lainnya.
“Sulitnya tercapai keharmonisan sebab dosa manusia sehingga tidak ada jalan lain selain manusia kembali ke Allah oleh perdamaian yang dilakukan oleh Yesus Kristus dengan demikian setiap pengikut Kristus wajib menjadi pembawa damai di setiap lingkungan dimana dia berada ,”tandasnya.
Sementara Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda dalam sambutannya menjelaskan. Inspirasi penyalaan lilin 7777 dan 17 meter pohon natal sebab di Kabupaten ada 17 kecamatan dan terdiri dari Pitu Ulunna Salu Kondosapta’ Uai Sapalelan , secara adat juga diakui adanya Aluk Sandapitunna juga didalam Ajaran Agama Kristen yakni Doa Bapa Kami ada 7 Permohonan serta dalam penciptaan juga selama 7 hari. “Inilah dasar pemahaman sehingga ide ini muncul karenanya dengan memahami seksama hal itu maka penting bagi kita bersama untuk saling bergandengan tangan dalam menata kemajuan Kabupaten Mamasa kedepannya,”kuncinya.
Ketua Badan Kerjasama Gereja-gereja Se- Kabupaten Mamasa (BKSG), Pdt.Yusuf Arta dalam sambutannya juga menyatakan, masyarakat Mamasa patut bersukacita hingga sekarang sebab yang memenuhi lapangan Mamasa bukan lagi tenda pengungsi melainkan tenda-tenda yang dihias dengan sejumlah pernak-pernik Natal.
Lanjutnya, memaknai Natal saat ini yakni bagaimana kita kembali membangun hubungan baik terhadap Tuhan dan sesama manusia. Mengenai Tema Natal bahwa, Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita penting untuk dipahami bahwa sumber hikmat bukan hanya didapatkan dari ilmu pengetahuan melainkan bagaimana manusia membangun kedekatan kepada Tuhan karena disadari bahwa setiap persoalan tentu tidak hanya dapat diselesaikan oleh intelektual semata.
Sedangkan Bupati Mamasa, H.Ramlan Badawi juga mengatakan. Perayaan Natal dilakukan ditempat terbuka bukan karena takut gempa bumi melainkan bagaimana membangun kedekatan antara Pemda dan Masyarakat sebab disadari jika terjalin kebersamaan tentu akan berefek positif bagi pembangunan Kabupaten Mamasa.
Bupati menerangkan, kendati Mamasa terus dilanda Gempa namun laporan hingga sekarang belum ada Gereja yang batal merayakan Natal bahkan akhir-akhir ini masyarakat lebih berbondong-bondong ke tempat ibadah sehingga mari memaknai Natal sebagai momen rekonsiliasi dimana tidak ada sekat-sekat diantara masyarakat dan membangun kerukunan sebagaimana kata Mazmur.(Hapri Nelpan)