Sumber foto : Facebook Rospiani S.
Majene, mandarnews.com – Seorang nelayan, M. Alwi asal Butungan, Desa Pesuloang, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) berhasil menangkap ikan berukuran besar, Rabu 8 November 2017 pukul 10.30 wita kemarin.
Ikan itu diketahui jenis ikan karang yang dilindungi, namanya Ikan Napoleon. Menurut Alwi yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan pencari ikan sunu, tiba-tiba tali pancingnya ditarik ikan dengan sangat keras.
Ia pun berusaha menarik ikan itu sekuat tenaga hingga ikan tersebut takluk dan diangkat ke atas sampan yang tak bermesin miliknya. Alwi pun kaget dengan ukuran ikan yang berwarna hijau terang tersebut.
“Pas di sampan langsung saya ikat pakai tali, langsung keluar lidahnya baru mati. Saya pancing dengan umpan ikan, sekitar 400 meter dari Pantai Pesuloang dengan kedalaman 30 meter,” kata M. Alwi via telepon, Kamis 9 November 2017.
Alwi pun kemudian membawa ikan itu bersama sepupunya yang kebetulan berada di sekitar tempatnya memancing. Tiba di pantai, warga pun ramai menyaksikan ikan yang besar tersebut.
Alwi dan warga sekitar tidak mengetahui secara pasti nama ikan itu. Selain itu, Alwi juga tidak tahu kalau ikan tersebut adalah hewan laut yang dilindungi pemerintah.
“Tidak tahu tapi warga disini bilang namanya Bellu, tidak tahu jenis ikannya apa,” jelas Alwi.
Ikan tersebut memiliki panjang 125 cm, lebar 45 cm dengan berat 32 kg. Lalu, ikan tersebut di jual Alwi kepada warga Balombong dengan harga Rp 12 ribu per kg.
Sementara itu, salah satu peneliti maritim dari Pambusuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Muhammad Ridwan Alimuddin mengatakan, ia tidak bisa memastikan ikan tangkapan nelayan itu adalah ikan napoleon.
“Saya tidak tahu persis bagaimana itu ikan di Majene. Kalau dilihat sekilas foto dan bibir yang tebal (sebab ada ikan karang jenis kakatua body dan warna hampir mirip tapi bibirnya beda) ada kemungkinan itu napoleon,” kata Ridwan.
Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan, ikan napoleon itu ikan karang atau hidup di habitat ikan karang. Karena dianggap simbol prestise dan konon ada khasiat.
“Dia (ikan napoleon) disukai oleh masyarakat Tionghoa. Itu berefek pada populasinya. Untuk melindunginya, pemerintah memasukkannnya ke dalam hewan yang dilindungi. Konon untuk daging bibirnya saja ratusan ribu harganya,” jelasnya. (Irwan Fals)