Kementerian Pertanian menilai Kabupaten Majene sebagai penghasil buah nenas dengan jenis varietas spesifik perlu mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian bernomor 3272/Kpts/SR.120/10/2010 tentang spesifikasi tanaman nenas asal Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian ini, Pemda Majene bersama Pemprov Sulbar untuk konsentrasi mengembangkan tanaman buah nenas dan menjadi tanaman unggulan yang harus mendapat dukungan dari setiap elemen masyarakat. Tidak hanya produksi, kementerian pertanian juga meminta agar dikembangkan pula pola pemasaran yang bekerjasama dengan instansi terkait di daerah ini.
Demikian dikatakan Kabid Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Majene, Misbahuddin kepada media ini. Menurutnya, khusus bidang holtikultura mendapat tugas khusus dari kementerian pertanian untuk serius kembangkan tanaman buah nenas.
Sentra pengembangan tanaman buah nenas di Majene adalah Desa Betteng Kecamatan Pamboang. Luas areal tanaman buah nenas yang menjadi lahan percontohan adalah 500 hektar di desa Betteng.
Di daerah itu, kata Misbahuddin, segala perhatian dikerahkan bahkan ditopang dengan anggaran yang tidak sedikit.
"Kami tidak ingin kesan hanya sebatas wacana, kami siap produksi hingga pemasaran termasuk dalam bentuk kemasan," katanya.
Meski itu, menurut Misbahuddin menjadi bagian dari tugas instansi terkait seperti perdagangan dan perindustrian.
Pada zaman dulu, salah satu daerah di Kabupaten Majene terkenal dengan penghasil buah nenas Pandeng/pondang (Mandar,red) populer berasal dari Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene.
Dari bentuk dan warna, nenas asal Pamboang tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Tapi soal rasa, nenas asal Pamboang memiliki cita rasa tersendiri. Tak heran jika tanaman buah nenas ini, bibitnya dipertanyakan setiap mereka yang melintasi
Kecamatan Pamboang.
Menurut warga setempat sebagian pengunjung bermaksud mengembangbiakkan jenis tanaman buah yang aromanya berbeda dengan daerah lain.
Nenas asal Kecamatan Pamboang memiliki varietas yang berbeda dengan daerah lain, tanaman ini tergolong varietas klon dengan tinggi 110
sampai 115 centimeter. Bentuknya batang tanaman bulan dengan diameter 4,63 sampai 5,27 centimeter, nenas pamboang tidak memiliki duri pada kulitnya.
Keindahan tanaman nenas pamboang juga terlihat dari bentuk bunga yang majemuk. Warna kelopak bunga yang merah ditambah mahkota berwarna ungu dihiasi kepala putik berwarna putih, tanaman ini tidak kalah menariknya dengan jenis bunga-bunga lainnya.
Terkadang tanaman nenas ini disangka bunga hiasan yang tumbuh di pekarangan rumah warga setempat.
Menariknya pula, buah nenas asal Pamboang ini panjangnya 15,5 – 18,5 centimeter dengan diameter buah 11,1 – 11,5 centimeter. Kalau dikupas, isinya berwarna putih kekuning-kuningan, rasanya manis segar dan tidak gatal.
Aromanya yang harum juga menambah selera untuk mencicipi buah nenas asal Pamboang ini. Meski warna buah berwarna hijau, bukan berarti nenas belum siap dipanen. Justru warna hijau keunguan sudah menandakan siap untuk dipanen.
Dari hasil pemeriksaan di balai penelitian varietas tanaman holtikultura, buah nenas asal pamboang memiliki kadar air 91,04 persen, kadar gula 11,05 brix. Apalagi kandungan vitamin C, nenas pamboang mengandung 52,1789 milligram per 100 gram vitamin C, dengan berat buah 1,2 sampai 1,6 kilogram per buahnya. Nenas pamboang yang memiliki berat 1,2 sampai 1,6 kilogram memiliki kandungan daging buah yang bisa dikonsumsi 77 persen saja.
Perkembangan tanaman buah nenas yang dibudidayakan petani di Kecamatan Pamboang khususnya di Desa Betteng ini cukup potensil. Setiap hektar,
tanaman buah nenas ini bisa menghasilkan 48 sampai 64 ton. Dengan masa tanam selama setahun dalam bentuk tunas tanaman nenas, buah sudah bisa
dipanen.
Setiap hektarnya, tunas tanaman nenas yang dibudidayakan sebanyak 25 ribu batang. Tanaman nenas pamboang hidup pada ketinggian 350 meter diatas permukaan laut, tentu proses perkembangannya tidak akan sulit.
Hanya saja butuh perhatian serius untuk mendapat hasil maksimal.