Luar biasa Kabupaten Majene ini, diam-diam ternyata pendam harta karun. Tak bisa dipungkiri, Kabupaten Majene yang disebut tanah gersang dan hanya tumbuh pohon kelapa dan ubi kayu sebagai tanaman andalan.
Sekarang, mulai dilirik sejumlah investor. Tidak sedikit harta karun yang dikandung Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi barat. Bahkan hasilnya sudah mulai terkuak pasca diteliti oleh sejumlah observator asing di daerah ini.
Kalau Pulau Lerek-Lerekang Desa Sendana Kecamatan Sendana mengandung minyak dan gas, Desa Betteng Kecamatan Pamboang endap emas. Potensi sumber daya alam Kabupaten Majene ini cukup besar.
Dan tidak menutup kemungkinan di kecamatan lainnya juga menyimpan sumber daya alam yang berbeda.
Untuk potensi migas di Pulau Lerek-lerekang, pihak investor sebagai penambang sudah melakukan observasi dan siap untuk melakukan eksploitasi untuk jangka waktu yang lama. Bahkan menjadi sengketa setelah diketahui kapasitas migas yang dikandung pulau ini melebihi stok migas di Pulau
Kalimantan seperti Balikpapan dan sekitarnya.
Sementara untuk di Desa Betteng Kecamatan Pamboang, potensi sumber daya alam yang dikandung yakni emas. Dari hasil penelitian, bahwa jumlah hamparan biji emas yang tertimbun di bawah tanah seluas 4.698 Hektar di Desa Betteng.
Biji emas yang di terhampar di desa tersebut belum disentuh pihak investor dari luar Majene. Demikian disebutkan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Majene, Ahmad Rafli kepada wartawan media ini.
Potensi tersebut, kata dia, merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak tahun
2009 lalu. Kendati demikian, Rafli mengaku jika pengelolaan tambang biji emas ini terkendala soal publikasi. Kesan belum dilirik oleh investor akibat
informasi soal potensi kandungan biji emas yang tidak maksimal.
Media, menurut Rafli sangat membantu dalam mempopulerkan kekayaan alam sebuah daerah.
Dia menambahkan, investor harus mengetahui dan memperkirakan potensi untuk menanamkan modalnya meskipun telah dilakukan penelitian tapi perlu
dikaji ulang untuk menentukan berapa jumlah kandungan biji emas pada lokasi yang dimaksud.
"Bukan hanya masalah publikasi untuk menarik
minat pengusaha maupun investor untuk menanamkan saham dalam mengelolah Sumber Daya Alam (SDA) namun harus dilengkapi dengan data yang jelas,"
tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk melakukan kajian lanjutan terhadap hasil yang dilakukan oleh Kementerian ESDM beberapa tahun lalu, Distamben Majene harusmemiliki peralatan yang memadai serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang memungkinkan, setelah itu baru melakukan publikasi sebab jelas banyak pengusaha yang berminat untuk menanamkan modalnya jika mengetahui potensinya secara menyeluruh.(hfd/ahm)