Majene, mandarnews.com – Polsek dan Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan (Panwascam) Malunda berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) dugaan money politics (politik uang) di Pao-pao, Kelurahan Lamungan Batu, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu 12 Februari 2017 sekitar pukul 23.00 wita.
Tiga orang diamankan dalam OTT tersebut. Diantaranya, seorang warga berinisial NS (48 tahun) yang bawa uang sebanyak Rp. 12.550.000 dan dua penerima uang senilai Rp 100 ribu dan Rp. 50 ribu. Masing-masing berinisial AS dan RM.
Saat ini ketiganya berada di Kantor Panwaslih Majene untuk menjalani pemeriksaan. Tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang terdiri dari Panwaslih, Kejaksaan dan Polres Majene telah melakukan pemeriksaan awal. Ketiganya belum ditetapkan tersangka karena masih akan dilakukan pengembangan dan pemeriksaan lanjutan.
“Makanya kami kembangkan itu (hasil pemeriksaan awal) dari keterangan saksi. Kami masih membutuhkan saksi-saksi yang lain. Kalau sudah lengkap keterangan, kalau ini sudah matang dan kita akan melangkah ke tahap berikutnya,” kata Komisioner Panwaslih Majene, Indriana Mustafa, Senin 13 Februari 2017.
Lanjut Indriana, pihaknya masih akan menunggu saksi lainnya bersama Panwascam Malunda yang sementara dalam perjalanan menuju Kantor Panwaslih. Sementara uang senilai Rp. 12.550.000 tersebut berada di Panwaslih sebagai barang bukti.
Saat ditemui setelah pemeriksaan, NS mengaku sebagai pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Jenderal Salim dan Hasanuddin Mas’ud. Tapi ia membantah sebagai tim paslon yang diusung Partai Golkar dan membantah melakukan money politics.
“Saya tetap membantah kalau saya bagi uang untuk mendukung paslon tapi saya beri uang karena meminta tolong menjaga rumah kosong itu. Kemudian itu uang saya karena anak saya mau kawin. Mau dipakai bayar sapi,” kata NS.
Selain itu, rumah kosong yang dimaksud adalah rumah milik keluarga NS. Ia meminta tolong atas inisiatif sendiri untuk menjaga rumah kosong yang baru dibangun kepada AS yang belum terlalu ia kenal. Sementara uang yang diberikan kepada RM adalah uang untuk membayar pulsa yang NS beli.
Sementara uang senilai belasan juta tersebut adalah mahar anak perempuannya. Separuh dari uang tersebut, Rp. 6 juta untuk membayar sapi persiapan pesta pernikahan anaknya akhir bulan ini.
“Saya langsung ambil tas uang dilemari tapi saya tidak hitung. Itu uang mahar dan yang dipersoalkan (polisi dan Panwaslih) itu uang Rp. 12 juta kenapa tidak Rp 6 juta yang dibawa,” tuturnya.
Saat ini ketiga terduga money politics masih berada di Panwaslih Majene untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Rencananya, rapat lanjutan Gakkumdu akan digelar hari ini pukul 14.00 wita. (Irwan)