Jadwal penilaian Adipura tahap pertama (P1) sudah berada pada bulan yang ditetapkan, Nopember. Namun di Kabupaten Majene Sulawesi Barat, sejumlah sampah masih terlihat berserakan. Padahal kabupaten ini menargetkan meraih piala Adipura.
Tumpukan sampah di Kabupaten Majene masih telihat di beberapa ruas jalan. Terutama di jalan Lanto Daeng Pasewang, yakni antara pasar sentral Majene dan SDN 26 Pakkola. Ruas jalan ini berada dalam wilayah Lingkungan Pakkola.
Menurut warga setempat, sampah-sampah itu dibiarkan menumpuk dan membusuk oleh dinas yang bertanggung jawab. Sampah menumpuk sejak dua minggu sehingga tumpukan sampah telah menenggelamkan keindahan bunga di pot-pot bunga sepanjang ruas jalan tersebut.
"Sampah itu sudah dua minggu tidak diangkut, padahal kami lancar membayar retribusi sampah," ujar Wati mengomentari sampah yang ada didepan apotek Bakti Husada di Pakkola.
Selain di depan apotek, sampah juga kelihatan menyolok di depan Ikram Wound Care, di depan rumah pemilik toko Wahyu Motor, di depan rumah dr. Lilik Mirasanty, di
depan Toko Foto Copy Angkasa milik H. Habibah, dan hampir semua rumah di ruas jalan tersebut.
Sebagian warga di ruas jalan tersebut tak lagi membuang sampah di tong-tong sampah di pinggir jalan karena penuh dan berserakan. Mereka memilih menampung sampah di samping dan belakang rumah mereka. Akibatnya, kerumunan lalat menjadi pemandangan menjijikkan di wilayah itu.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Perkimber Kabupaten Majene, Ali Azur, tidak tahu jika ada sampah yang masih menumpuk dan berserakan. Ia berusaha memperjelas keberadaan sampah itu kepada Mandar News, ketika disambangi ke kantornya untuk konfirmasi, Kamis 6 November 2014.
Kendati begitu, kekurangan armada pengangkut sampah dijadikan alasan.
"Jadi begini, kami kekurangan armada sehingga dilakukan penggiliran pengangkutan sampah," kata Ali Azur yang baru 10 bulan menjabat kepala Bidang Kebersihan ini. Ia berjanji segera memprioritaskan pengangkutan sampah di Pakkola jika kondisinya sudah menumpuk.
Lebih jauh ia menjelaskan, armada pengangkut sampah berjumlah 7 unit (termasuk pengangkut kontainer) ditambah 8 unit motor bak tiga roda. Dengan jumlah ini dianggap kurang memadai, apalagi kondisi kendaraan sudah menua.
Ali Azur mengungkapkan bahwa sejak 2004 tak lagi ada penambahan armada pengangkut sampah.
"Kami rencana melakukan pelelangan terhadap mobil tua itu kemudian hasilnya digunakan membeli mobil baru. Saya juga sudah menghadap Pak Bupati membicarakan penambahan armada pengangkut sampah," kata Ali Azur.
Ali Azur menambahkan, dirinya berusaha untuk mendapatkan penambahan armada pengangkut sampah. Salah satu jalan yang ditempuh adalah memasukkan proposal kepada Pertamina meminta bantuan mobil pengangkut sampah.(irwan)