Warga dan pengunjung Pantai Wisata Barane mengeluhkan estetika pantai wisata yang satu ini. Menurut mereka, tanggul yang dibangun tidak sesuai dengan identitas Barane sebagai pantai wisata. Pantai Wisata kok di Tanggul !?!
“Tanggul ini menghilangkan identitas Pantai Barane sebagai wisata pantai yang mengandalkan pasirnya, tapi kenyataannya pantai kok ditanggul ? Dan lihat saja pengunjung lebih banyak berada di bagian pantai ini yang belum ditanggul,” kata seorang pengunjung yang menolak untuk menyebutkan namanya. Ia mengaku setiap kali berkunjung ke Barane hanya menempati bagian pantai yang belum ditanggul.
Bagian utama Pantai Barane ini memang telah ditanggul. Pembangunan tanggul telah berapa kali dilakukan, hampir setiap tahun pada jejer yang sama karena belum lama selesai dibangun, tanggul sudah ambruk akhirnya dibangun lagi dan lebih mengekspansi kelaut.
Bagian yang ditanggul nampak pada depan bangunan milik Bupati Majene dan bangunan Rumah bernyanyi Yumari.
Sedangkan bangunan yang belum ditanggul berada di ujung kanan jika anda berdiri menghadap laut.
Dampak lain akibat pembangunan tanggul, penduduk lokal kehilangan pendapatan.
Sebelum ditanggul, penduduk lokal menyewakan perahu mereka kepada pengunjung. Sekarang persewaan perahu itu jarang ditemui karena tidak ada penambatan perahu mereka akibat tanggul.
Wisatawan yang berkunjung di pantai ini baik berasal dari dalam kota Majene maupun dari luar kota juga mengeluhkan fasilitas yang di bangun di Pantai ini.
Mereka menilai bahwa pengadaan fasilitas cenderung asal-asalan dan tidak terurus.
Fasilitas yang dimaksud pengunjung adalah kursi ayunan terbuat dari besi. Di beberapa bagian kursi berayun tersebut sudah terlepas sehingga dikuatirkan dapat melukai pemakai.
Pengunjung prihatin dengan kondisi pantai wisata Barane seperti ini. Ada juga yang
berpendapat Dinas terkait harus segera berinovasi dan berkreasi agar pantai Barane tidak semaki hilang keindahannya. Bukan malah membiarkan bangunan tanggul roboh begitu saja karena selain mubasir juga merusak pemandangan.
“Pembangunan tanggul ini terlanjur selesai di bangun, jadi pihak terkait harus mengawasi betul-betul dan membuat tanggul yang berkualitas dan tahan lama agar terlihat rapi, tapi baru beberapa bulan selesai di bangun kok sudah roboh?” ujar Muh. Saleh wisatawan yg berasal dari Pangkep yang sengaja datang ke Majene untuk menyaksikan Pantai Wisata Barane. Ia mengaku kecewa dengan kenyataan yang dilihatnya, tidak seperti yang ia bayangkan.
Ia menilai pembangunan tanggul merusak pamor wisata pantai. Menurutnya, seharusnya yang dibangun adalah penahan ombak agar bisa mempertahankan pantai dari amukan abrasi bukan malah membuat pantai yang berarti menghapus pantai.
Pengunjung pantai wisata Barane juga mengeluhkan kebersihan yang tidak terurus, sampah berserakan dibiarkan dimana-mana.
Informasi yang dihimpun Mandar News, pembangunan tanggul masih akan dilanjutkan tanpa menyisakan areal pantai lagi. Kabarnya, dana pembangunan sudah akan kucur tahun ini melalui dana APBN 2014.(fls/ald)