Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat, dr. Andi Munasir, M.Kes., Saat jumpa pers dengan awak media di Warkop Global Pasar Baru, Mamuju, Jumat (06/10/17).
Mamuju, mandarnews – Berada surat pernyataan berisi ancaman mogok dari para dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Sulbar. Ancaman mogok itu dilatari banyaknya aksi protes dari marahi keluarga pasien, akibat tidak tersedianya obat.
Ini isi surat pernyataan para dokter RSUD Sulbar :
Pada hari ini Jumat 6 Oktober 2017 kami para dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dokter umum dan dokter gigi yang bekerja di RSUD Provinsi Sulbar menyatakan :
1. Tidak akan melayani pasien hingga obat-obatan, Bahan Habis Pakai (BHP), fasilitas penjunjang (Laboraterium, Radiologi dan alat serta prasarana ruang operasi) tersedia kembali di RS. Karena kami tidak dapat melayani pasien secara maksimal dan bahkan dapat membahayakan keselamatan pasien.
2. Pelayanan IGD tetap akan diadakan untuk kasus-kasus emergenci. Pasien yang masuk melalui IGD akan dilayani dan distabilkan terlebih terlebih dahulu dan akan dialihkan ke RS lain untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
3. Pasien yang masih dalam perawatan diruang rawat inap akan tetap mendapat pelayanan sebagaimana mestinya hingga pasien dinyatakan mampu berobat jalan.
4. Memohon maaf kepada seluruh masyarakat untuk pelayanan yang tidak maksimal dari kami termasuk keluarga keluarga pasien yang harus membeli obat -obatan dan pemeriksaan lanorsterium diluar RS maupun pasien yang harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap karena tidak optimalnya kondisi RSUD Prov. Sulbar saat ini.
5. Pelayanan yang kami hentikan sementara ini adalah solusi terakhir yang kami tempuh setelah kami melakukan berbagai usaha dari meminta kepada bagian manahemen RS untuk permintaan pengadaan obat dan BHP hingga menemui pihak pemrov sulbar.
6. Kepada pihak managemen RS beserta staf non regional, hal ini kami lakukan sebagai perwujudan kepedulian kami terhadap perbaikan RS dan agar supaya sistem managerial di RSUD menjadi baij, serta eminta kepada direktur untuk mengundukan diri dari jabatannya karena gagal dalam mengelola RS yang berdampak kepada menurunnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Direktur RSUD Sulbar akan Lapor ke Polisi
Direktur RSUD Sulbar, dr. Andi Munasir, menanggapi surat pernyataan para dokter. Secara tegas, sebagai direktur, dirinya tidak membenarkan aksi mogok kerja.
Dua atau tiga hari lagi obat sudah ada, kalau sudah memenuhi obat yang ada mereka tidak boleh mogok, ya kalau mereka mogok saya akan laporkan ke polisi,” tegas Munasir, saat jumpa pers dengan awak media di Warkop Global Pasar Baru, Mamuju, Jumat (06/10).
Munasir juga menjelaskan, setiap tahun pasien di RSUD Sulawesi Barat mengalami peningkatan, sehingga tahun ini, untuk memenuhi keterbatasan obat memerlukan dana Rp3,5 miliar, namun dana tersedia hanya Rp1,7 miliar. Munasir berharap agar dalam anggaran perubahan nanti dianggarkan kekurangan anggaran pengadaan obat.
Untuk mengatasi masalah keterbatasan obat selama ini, pihak RSUD melakukan kerja sama dengan Apotik di luar RSUD. Tapi permasalahannya, utang RSUD makin besar. Sehingga pihak RSUD memutuskan untuk tidak lagi bekerja sama dengan apotek luar RSUD.
“Untuk mengatasi keterbatasan obat, kemarin kita sudah ada kerjasama dengan apotek luar rumah sakit, namun makin hari makin besar utang yang harus ditanggung rumah sakit, sehingga kita memutuskan untuk stop, sambil menunggu obat yang sementara dalam pengiriman oleh distributor,” kunci Munasir.(Haslan)