Bupati Majene Lukman (kiri) dalam rapat sosialisasi dan evaluasi vaksinasi pencegahan Covid-19 terhadap pemberi pelayanan publik, Senin (19/4/2021) di ruang pola Kantor Bupati Majene.
Majene, mandarnews.com – Capaian pemberian vaksin pencegahan Covid-19 di Kabupaten Majene masih minim. Terbukti, proses vaksinasi untuk pemberi pelayanan publik hanya mencapai 14 persen.
Pemberi pelayanan publik yang termasuk di dalamnya adalah keamanan anggota Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian Republik Indonesia (TNI-Polri), aparatur sipil negara (ASN), guru, tokoh agama, tokoh masyarakat, jamaah haji dan masyarakat rentan seperti lanjut usia (lansia).
Minimnya capaian pemberian vaksin terhadap pemberi pelayanan publik karena kurangnya partisipasi dari sasaran yang akan divaksin.
Olehnya itu, Bupati Majene Lukman meminta agar sasaran yang sudah terjadwal seperti ASN agar mengutamakan keselamatan masyarakat umum.
“Pelaksanaan vaksinasi harus kita tetap genjot. Tidak ada pilihan lain karena di samping menyelamatkan diri secara pribadi juga berguna untuk masyarakat umum,” jelas Lukman usai rapat evaluasi pemberian vaksin bersama seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), Senin (19/4) di ruang pola kantor Bupati Majene.
Ia pun berharap agar dengan dilaksanakannya sosialisasi dan evaluasi pelaksanaan vaksin tahap kedua dapat meningkatkan persentase atau capaian pemberian vaksin karena OPD sudah tahu tugasnya diharap mampu menggerakkan pegawainya untuk divaksin.
“Jadi, harus tetap divaksin karena jika ada ASN yang menolak pasti ada sanksi, kecuali memang tidak memenuhi syarat. Apalagi kita nomor 2 terakhir di Sulawesi Barat yang rendah persentasenya,” tandas Lukman.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Majene Nasfah Rahim mengatakan, minimnya persentase capaian sasaran yang sudah divaksin tidak lepas dari jatah vaksin yang diterima Majene secara bertahap.
“Target kami juga sebenarnya untuk pemberi pelayanan publik itu 9.000. Tapi ada lagi data tambahan menjadi 13.000 makanya jadi turun lagi capaian kami karena adanya data tambahan,” sebut Nasfah.
Meski demikian, ia tidak memungkiri jika salah satu penyebab kurangnya capaian pemberian vaksin karena rendahnya partisipasi dari ASN.
Ia menyebutkan bahwa masih banyak saja ASN yang enggan atau takut untuk divaksin.
“Terkadang memang mereka (ASN) tidak mau divaksin. Ada yang belum datang melakukan pemeriksaan (screening) kesiapan vaksin tapi langsung mengambil kesimpulan bahwa dia tidak bisa divaksin. Padahal, makanya diadakan proses screening untuk melihat bisa tidaknya sasaran ini mengikuti vaksinasi Covid-19,” tambah Nasfah.
Untuk itu, pihaknya melaksanakan jemput bola dengan membuka pelayanan pemberian vaksin di kantor Bupati Majene dengan harapan adanya peningkatan persentase pemberian vaksin.
“Mudah-mudahan ada peningkatan setelah dilakukan jemput bola ini. Kalau bagus hasilnya maka kita bisa atur dan jadwalkan ulang seperti ini karena dilakukan hanya sehari saja,” ujar Nasfah.
Ia pun berharap agar pemberian vaksin terhadap pemberi pelayanan publik paling lambat selesai awal Juni, termasuk lansia dan jamaah haji yang termasuk menjadi prioritas. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia