Sekjen Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono. Sumber foto: kemenperin.go.id
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pro aktif mengajak pelaku industri di dalam negeri untuk menerapkan prinsip industri hijau.
Perusahaan manufaktur terus didorong ke arah industri hijau seiring dengan semakin tingginya kepedulian pasar terhadap kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.
“Secara bertahap dan pasti, pengakuan industri hijau sudah merupakan salah satu penentu faktor daya saing,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono pada acara Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau, Rintisan Teknologi, Litbang Unggulan, Penyerahan Sertifikat Industri Hijau dan Pemenang Sarana Penelitian Industri Terapan (SPIRIT) Tahun 2019 di Jakarta, Senin (16/12/2019).
Achmad menjelaskan, prinsip industri hijau adalah upaya terus menerus untuk meningkatkan sistem produksi agar semakin efisien dan lebih ramah lingkungan dengan menerapkan praktik terbaik dalam hal manajemen perusahaan maupun dalam pemilihan teknologi.
“Kami terus mendorong industri nasional untuk menerapkan industri hijau melalui perbaikan, efisiensi, dan efektivitas produksi dengan pendekatan no cost, low cost, ataupun high cost,” kata Achmad.
Oleh karena itu, lanjutnya, guna mengapresiasi pelaku industri manufaktur yang sudah berorientasi industri hijau, Kemenperin menggelar kegiatan Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau.
“Penghargaan Industri Hijau merupakan salah satu program yang dilakukan setiap tahun dengan tujuan memberikan manfaat yang cukup signifikan terhadap proses produksi perusahaan industri,” sebut Achmad.
Ia menerangkan, klasifikasi penghargaan industri hijau dimulai dari level 1 sampai level 5, di mana level 5 merupakan peringkat tertinggi.
“Posisi setiap level dapat ditempati oleh banyak industri yang memiliki range nilai yang sama. Penilaian untuk ditetapkan sebagai level tertentu dilakukan oleh tim teknis yang terdiri dari wakil pemerintah, wakil akademisi, dan lembaga konsultan,” ucap Achmad.
Berdasarkan data self-assessment, tambahnya, terhadap industri yang mendapat penghargaan level 5 dan level 4 pada tahun 2018, dapat dihitung penghematan energi sebesar Rp3,49 triliun dan penghematan air sebesar Rp228,9 miliar.