“Rapat kerja pada hari ini itu fokusnya itu saja, bagaimana relaksasi, bagaimana melonggarkan, bagaimana mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit,” tutur Presiden.
Untuk itu, Presiden meminta jajarannya di Kemendag agar berupaya keras memecahkan persoalan dan merespons setiap perubahan ekonomi global yang ada.
“Aturan-aturan yang selama ini ada tolong dalam raker ini dibicarakan. Harus ada relaksasi impor (kebutuhan bahan baku), baik tarif maupun non tarif,” tukas Presiden.
Sebelumnya, Bank Indonesia bergerak cepat dengan mengeluarkan langkah lanjutan penguatan kebijakan untuk memitigasi dampak penyebaran virus korona.
Langkah tersebut kemudian mendapat respons positif pasar dan menjadi penopang penguatan nilai tukar rupiah serta indeks harga saham gabungan (IHSG).
Hal serupa turut dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk membantu sektor-sektor yang terdampak wabah korona.
“Saya kira kemarin Bank Indonesia sudah memberikan relaksasi kelonggaran yang itu berdampak pada penguatan rupiah dan IHSG. OJK juga memberikan relaksasi sehingga memberikan dampak positif, baik pada penguatan rupiah maupun IHSG,” beber Presiden.
Presiden berharap, ada langkah mitigasi serupa dari Kemendag serta kementerian lain yang berkaitan dengan hal itu.
Kepala Negara menerangkan, selain untuk meminimalkan dampak ekonomi dari penyebaran wabah korona bagi sektor industri, juga untuk menjaga agar barang-barang kebutuhan konsumsi masyarakat tetap tersedia dengan harga yang stabil menjelang bulan Ramadan.
“Tolong juga dihitung urusan bawang putih, daging, dan gula. Jangan sampai membuat masyarakat khawatir. Sudah khawatir karena korona, khawatir lagi karena suplai barang tidak ada. Tolong rasa, feeling kita, dalam merespons keadaan ini harus betul-betul ada. Jangan bekerja rutinitas,” tutup Presiden.
Editor: Ilma Amelia