Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menerima kedatangan pimpinan Pikiran Rakyat Media Network, di gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (11/8).
Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menilai, pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki kapasitas tinggi. Terlebih dengan situasi global yang memiliki tantangan besar dan mengalami perubahan sangat cepat. Moeldoko menyampaikan ini, saat bertemu pimpinan Pikiran Rakyat Media Network, di gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (11/8).
“Saat ini masih terlalu jauh untuk berbicara politik 2024. Pekerjaan rumah kita masih besar dan tantangan juga masih banyak. Yang jelas, pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki kapasitas tinggi untuk menghadapi berbagai macam tantangan global,” Jawab Moeldoko, saat ditanya soal kontestasi politik 2024.
Moeldoko menegaskan, bahwa mengurus negara bukan pekerjaan mudah. Ia pun bercerita tentang pengalamannya saat awal-awal menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Di mana, Ia membutuhkan waktu tiga bulan untuk beradaptasi dan belajar memahami berbagai persoalan negara.
“Saya ini Panglima TNI. Tapi begitu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, pada tiga bulan pertama saya merasa seperti tidak tahu apa-apa. Di situ saya benar-benar belajar untuk bisa memahami berbagai persoalan negara, dan mencari cara cepat menyelesaikannya. Nggak mudah itu,” ujarnya.
Moeldoko menyebut, mengelola negara di lingkungan global yang penuh ketidakpastian membutuhkan lima strategi. Yakni, mampu adaptif terhadap perubahan, berani mengambil risiko atas kebijakan yang diambil secara konstitusional, siap menghadapi kompleksitas akibat globalisasi, dan siap merespon kejutan-kejutan yang akan terjadi akibat kemajuan teknologi.
“jadi selain harus memiliki kapasitas tinggi, pemimpin Indonesia ke depan harus siap dengan semua perubahan-perubahan,” tegasnya.
Pada pertemuan tersebut, Panglima TNI 2013-2015 juga berpesan, agar media tidak terjebak dengan pemberitaan yang cepat tanpa mengedepankan kebenaran. Apalagi saat ini sumber informasi bisa dari siapapun, di manapun, dan kapanpun.
“Memang saat ini semua dituntut cepat. Tapi jangan sampai kecepatan itu mengaburkan kebenaran,” pesannya. (Rizaldy/KSP)