ilustrasi ternak kambing
Majene, mandarnews.com – Pemkab Majene garap Upaya Khusus (Upsus) pengembangan ternak kambing berbasis wilayah. Wacana tersebut digagas menyusul penetapan Majene sebagai sentra pengembangan Kambing Nasional.
Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Majene, Andi Adlina Basharoe menyebut, langkah maju itu bedasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Mentan) RI tahun 2016.
“Ketetapan Mentan itu akan ditindaklanjuti dengan menyusun grand desain pengembangan kambing di Majene,” jelas Adlina.
Kata Adlina, pengembangan ternak berkaki empat itu rencananya akan terpusat pada suatu lokasi. Kawasan tersebut dilengkapi kandang sekaligus Hijauan Pakan Ternak (HPT). Kawasan pengembangan diproyeksi berada di Desa Adolang Kecamatan Pamboang.
“Di daerah itu telah disiapkan lahan seluas 35 hektar melalui APBD,” ujarnya.
Peternakan terpadu diharapkan dapat mengembalikan kejayaan peternakan di Majene. Mengingat Bumi Assamalewuang sejak dulu terkenal sebagai sentra peternakan kambing Sulawesi. Bahkan di daerah ini terdapat bibit kambing khas yang unggul.
“Potensi kambing di Majene sangat melimpah, bahkan tiap bulan sedikitnya 400 hingga 500 ekor kambing asal Majene dipasok keluar daerah,” ucap Adlina.
Kabid Perencanaan dan Pengendalian Makro Bapeda Majene, Muh Afiat Mulwan menambahkan, dokumen grand desain ternak kambing akan segera dirampungkan. Agar dapat diusulkan dalam APBN Perubahan 2017.
“Dokumen secepatnya kita susun untuk menjembatani kucuran anggaran dari pemerintah pusat,” terangnya.
Ditargetkan pembiayaan ternak kambing dapat diakomodasi pada APBN 2018. Tahap awal akan diusulkan pengembangan pakan ternak. Selanjutnya diupayakan penyediaan bibit unggul yang juga melalui APBN.
Untuk implementasinya maka pada tahun 2016 telah dibangun sentra pembibitan kambing di wilayah Dusun Kaida Desa Betteng Kecamatan Pamboang melalui alokasi dana DAK. Kemudian pada tahun 2017 disusun Grand Desain Upaya Khusus Sentra Pengembangan Kambing Kabupaten Majene.
Tujuan penyusunan grand desain ini adalah untuk menyusun perencanaan pengembangan kawasan sentra pembibitan dan kawasan kambing peranakan Etawa di wilayah kabupaten Majene Sulbar. Agenda utama yang disusun dalam Grand desain diantaranya, (1) Penetapan kawasan pembibitan dan budidaya (2) Perencanaan model pengembangan desa Kambing Nasional (3) Pengembangan model pengembangan pola inti plasma.
Pada grand desain ini juga disusun intervensi program kegiatan beserta skenario pembiayaan (APBD, APBD Provinsi, dan APBN). Sebagai langkah awal telah disiapkan lahan seluas 2 Ha untuk lokasi Hijauan Makanan Ternak dan kawasan pengembalaan kambing. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kementrian Pertanian, maka direncanakan akan ada bantuan bibit melalui pembiayaan APBN Perubahan TA. 2017.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Distanakbun) Majene Burhan Usman menambahkan, kambing yang akan dikembangkan merupakan bibit Peranakan Etawa (PE). Kambing PE diyakini mampu mendongkrak pendapatan daerah. Sebab nilai jual kambing persilangan bibit India dan lokal itu sangat tinggi. Harganya bahkan mencapai belasan juta per ekor.
“Jelas kami sangat menyambut baik rencana ini, apalagi dari pihak kami sebagai pelaksana Tehnis,” kata Burhan di temui di Kantor Bapeda Majene usai rapat terkait Upsus tersebut, Jumat (21/7/17).
Sedangkan pakan yang bakal disiapkan yakni tanaman indigofera jenis leguminosa. Pakan itu dinilai bernutrisi tinggi. Apalagi ukuran pohon sedang namun memiliki daun lebat. Sehingga produksinya besar dan mampu menurunkan biaya produksi pakan. Dalam satu hektar, produksi pakan indigofera bisa menghasilkan 12 ton tiap masa panen. Sementara waktu tanam hanya 40 hingga 50 hari.(ashari)
Baca juga : https://mandarnews.com/?s=pemkab+majene