Pemuda dan mahasiswa Bonehau-Kalumpang
Mamuju, mandarnews.com – Sekelompok pemuda dan mahasiswa asal Bonehau-Kalumpang yang tergabung dalam Sanggar Seni Sipakko menyerukan pembangunan rumah adat masyarakat Bonehau-Kalumpang.
Menurut Ketua Sanggar Seni Sipakko, Daniel L Gibert, rumah adat Bonehau-Kalumpang sangat dibutuhkan sebagai lumbung identitas untuk melindungi diri dari pergeseran budaya modern yang terus menggempur salah satu kecamatan tertua di Kabupaten Mamuju tersebut.
“Sangat dibutuhkan untuk menjaga identitas kami dan sebagai cara untuk tetap mengenalkan budaya kepada generasi muda,” kata pemuda pecinta seni itu.
Sementara pemuda asal Karatauan, Nirgo Opumaladewa berucap, pembangunan rumah adat terakhir dilakukan di Kalumpang tahun 1987 silam, serta menggunakan dana hibah dari masyarakat.
“Sudah lebih dari 30 tahun rumah adat menghilang, jika tidak kembali dibangun maka kami khawatir akan punah bila para orang tua di kampung yang masih mengetahui pembuatannya meninggal dunia,” tutur lulusan Jurusan Arsitek tersebut.
Sedangkan salah satu pendiri Sanggar Seni Sipakko, Masdar Pakora menginginkan generasi muda terus mendorong eksistensi budaya. Menurutnya, kebudayaan di Bonehau-Kalumpang sangat kaya dibalut bentang alam yang indah.