“Saya pikir melalui sanggar seni ini, kita generasi muda bisa belajar bersama serta membangun potensi daerah agar terus ada, sehingga kita tidak dianggap sebagai suku dan adat yang tiba-tiba muncul ke permukaan,” beber Masdar.
Egel Asastra yang juga merupakan generasi muda Bonehau-Kalumpang mengungkapkan bahwa gagasan rumah adat tersebut merupakan langkah yang sangat baik.
“Sangat bagus, terutama kami untuk generasi muda untuk mengenalkan kembali nilai-nilai budaya yang pernah ada. Mengingat sekarang kecenderungan generasi mulai tidak lagi mengenal adat dan budaya,” papar mahasiswa berumur 21 tahun tersebut.
Keprihatinan para pemuda tersebut berdasarkan hasil kunjungan dan penelitian dari beberapa daerah yang mereka kunjungi, mulai dari Kecamatan Bonehau hingga ujung Kecamatan Kalumpang, tepatnya di daerah Karataun.
Sesuai hasil riset mereka, beberapa tokoh adat seperti Nenek Tayan di Karama, Nenek Malaya di Karataun, dan Silas Salamangi di Bonehau ditemui untuk meminta pertimbangan dan masukan terhadap kondisi budaya yang sudah mulai punah tersebut.
Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Bonehau sendiri merupakan salah satu daerah yang cukup terisolir akibat akses jalan yang juga belum diperbaiki, sehingga untuk mencapai daerah yang berjarak 90 kilometer dari Kota Mamuju itu harus menempuh waktu 5-6 jam perjalanan.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia