Bupati Majene, Lukman.
Majene, mandarnews.com – Sudah sekitar tiga bulan lamanya warga Kabupaten Majene yang menjadi korban gempa yang terjadi pada Januari 2021 tinggal di tempat pengungsian.
Tercatat ada dua kecamatan di Majene yang sangat merasakan dampak adanya guncangan keras yang memporak-porandakan sebagian wilayah Majene ini, yakni Kecamatan Ulumanda dan Malunda.
Dari data yang dirilis oleh Pemerintah Kabupaten Majene sebelumnya, disampaikan ada 10 dusun yang akan menjadi sasaran relokasi, yakni 6 dusun di Ulumanda dan 4 dusun di Malunda.
Namun, sejak dilakukannya pendataan tersebut sampai saat ini belum ada realisasi dari Pemkab Majene terkait relokasi itu sendiri.
Bahkan, setelah tiga bulan sejak terjadinya gempa, Pemkab Majene belum juga menyediakan lahan baru bagi para penyintas gempa yang saat ini berada di pengungsian yang tersebar. Padahal, suasana Ramadan seperti saat ini sangat penting kehidupan yang layak bagi warga.
Dari informasi yang setiap saat diperoleh mandarnews.com, selalu saja kendala yang menyebabkan belum terealisasinya relokasi adalah terkait hasil taksiran harga lahan.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Majene Kasman Kabil beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa ketersediaan anggaran untuk penyediaan lahan ada.
Hanya saja, belum ada data taksiran harga yang ia peroleh dari tim appraisal (penilai) Pemkab Majene terkait lahan tersebut.
“Kalau dana ada, hanya saja kita belum peroleh data, jadi kita tidak bisa menyesuaikan anggaran jika datanya saja belum kita terima,” ujar Kasman.
Sementara Bupati Majene Lukman yang ditemui Senin (19/4) di Kantor Bupati mengatakan, belum terealisasinya relokasi mengingat persoalan penyediaan lahan baru belum selesai.
Pihaknya tidak bisa langsung menentukan lahan karena harus ada kepastian harga serta ukuran lahan.
“Kalau lahan sudah ada, yang punya lahan juga sudah siap, tinggal persoalan harga karena tidak boleh kami langsung menentukan tapi ada tim independen. Jadi, pokoknya selesai ada hasil harga tanah maka kami segera selesaikan, lebih cepat lebih baik,” kata Lukman.
Besok, lanjutnya, laporan dari Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertamanan (Perkimtan) akan turun ke lapangan, diharapkan segera ada hasil dan jika ada hasil baru pihaknya turun.
Saat ini, ada dua dusun yang mendesak untuk direlokasi, yakni Dusun Aholeang dan Rui. Saat ini, tidak ada pilihan lain lagi kecuali direlokasi mengingat kedua dusun ini masih tertimbun tanah longsor ratusan meter dan beberapa mulut goa yang sewaktu-waktu mengancam mereka karena akan ambruk. Dusun Aholeang sendiri disebut sebagai pemukiman di atas goa, mengingat keberadaan perkampungan ini berada di atas goa. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia