Pembangunan, tambahnya, baru akan bisa terlaksana ketika izin rekomendasinya turun dari pusat.
“Ketika turun, mungkin kalau tidak salah dalam bentuk Perpres yang berisi Pendirian Politeknik Negeri di Majene sementara urus izin prinsip untuk pembangunan Politeknik. Setelah itu turun, baru dana APBN turun untuk pembangunan fisiknya,” beber Afiat.
Ia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene berharap, Politeknik ini segera beroperasi dan bisa menerima mahasiswa baru tahun ini karena semua dokumen administrasinya sudah dibawa ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan tinggal menunggu perkembangan lebih lanjut.
“Untuk sementara waktu, ruang perkuliahan akan ditambah dengan melakukan MoU dengan sekolah untuk penggunaan kelas, seperti apa yang dilakukan oleh Unsulbar,” papar Afiat.
Dosen persyaratan setiap prodi yang diusulkan, imbuhnya, satu prodi minimal disampaikan lima tenaga dosen, dua harus menjadi tenaga dosen tetap dan sudah Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan tiga nanti bisa tenaga titipan. Entah dari Pemkab, tenaga dari Universitas Negeri Makassar (UNM), atau Politeknik Makassar yang diperbantukan.
Sedangkan H. Mithar sebagai salah satu anggota Tim Perintis mengemukakan, peluang tersebut harus ditangkap dan direspons cepat oleh Majene.
“Meskipun Majene sudah diberikan label sebagai Kota Pendidikan di Sulawesi Barat, tetapi tidak menutup kemungkinan peluang pendirian Poltek tersebut jatuh kepada kabupaten lain jika mereka merespon cepat dan Majene slow respons. Jadi, kita tidak punya banyak waktu tentang hal ini dan harus mengefesiensikan waktu,” ujar H. Mithar.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Majene, Muh. Safaat mengapresiasi pemerintah, khususnya Tim Perintis Politeknik yang telah merencanakan pembangunan sampai sekarang dan kepada mahasiswa yang telah memberikan aspirasi dan telah menyampaikan haknya.
“Kami di komisi III ini memberikan ruang fasilitasi antara mahasiswa dengan pemerintah. Kita akan berkoordinasi dengan Tim Perintis Politeknik untuk mengkaji ulang, mulai dari proses perencanaannya sampai persiapan lahan serta sarana dan prasarananya. Kita akan berkomunikasi dulu bersama Tim Perintis dan pemerintah. Jika sudah ada hasil baru kita akan menyampaikan secara resmi kepada publik,” kata Safaat.
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari beberapa kali aksi unjuk rasa mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Peduli Politeknik yang meminta adanya pemerataan mencerdaskan kehidupan bangsa seperti penempatan Politeknik.
Aliansi Peduli Politeknik meminta agar Poltek didirikan di kecamatan lain, universitas serta institusi lainnya jangan hanya didirikan di ibu kota kabupaten saja, yaitu Kecamatan Banggae Timur. Sebab, jecamatan lain juga bagian dari Majene yang berlabel Kota Pendidikan. (Putra)
Editor: Ilma Amelia