Sebuah perahu tradisional suku Mandar (Sandeq) berukuran kecil ditemukan terdampar di pantai Desa Buku, Campalagian, Polewali Mandar. Tapi perahu itu datang sendiri tanpa sawi (awak), sekitar pukul 17.00 wita.
Setelah didekati, diatas perahu terdapat hasil tangkapan berupa ikan. Namun ikan tersebut sudah membusuk.
Informasi ditemukannya perahu tanpa awak disampaikan Kepala Desa (Kades) Buku Wahyuddin kepada beberapa kepala desa yang dikenalnya. Termasuk kades Bonde-Bonde, Kecamatan Tubo Sendana Majene, Baharul. Baharul kemudian meneruskan informasi temuan ini ke redaksi Mandar News sekitar pukul 18.00 wita Jumat 19 Agustus.
Mandar News lalu konfirmasi ke Wahyuddin. Kades Buku ini lalu menyampaikan ciri-ciri perahu yang terdampar di desanya.
"Perahu ini adalah Sandeq ukuran kecil tapi bermesin, mesinnya masih ada. Cat perahu berwarna putih dan ada tulisan ‘Dalle’ berwarna hijau di badan perahu," sebut Wahyuddin.
Di atas perahu, sambung Wahyuddin, masih terdapat alat pancing, ada pisau bertulis "intan", termus ikan berwarna merah yang berisi ikan paruparua yang sudah membusuk.
Dia juga menyampaikan bahwa beberapa hari ini, angin berhembus cukup kencang di desanya.
Beberapa jam sebelumnya, redaksi Mandar News mendapat kabar seorang nelayan warga Lingkungan Tamo II, Kecamatan Banggae Timur Majene belum pulang dari melaut.
Nelayan tersebut, Rustam (32) berangkat melaut sekitar pukul 08.00 wita Kamis 18 Oktober. Sedianya dia sudah kembali ke keluarganya pada pukul 20.00 wita, tapi hari itu berbeda. Istrinya Siti Aminah (31), dan dua anaknya Sappeami (10) dan Nur Intan (3) gelisah menanti Rustam yang tak kunjung datang.
Keesokan hari, Jumat 19 Oktober, warga nelayan Tamo mulai melakukan pencarian menyisiri sepanjang pantai Teluk Mandar bahkan hingga beberapa mil ke tengah laut, tapi tidak berhasil menemukan Rustam maupun perahunya.
Ciri-ciri perahu yang digunakan Rustam sama dengan ciri-ciri perahu yang terdampar di Desa Buku, Campalagian Polewali Mandar.
"Saya bisa pastikan itu perahu Rustam, memang ada tulisan ‘Dalle’ di perahunya, dan intan itu nama anak bungsunya," kata Jufri, keluarga Rustam.
Mendapat kabar dari Mandar News bahkan ada perahu yang sama cirinya milik Rustam terdampar di Buku, pihak keluarga segera mengutus orang ke sana (Buku).
Sekitar pukul 22.00 wita, Kades Buku Wahyuddin mengirim pesan singkat ke redaksi Mandar Newas bahwa keluarga korban sudah berada di Buku melihat perahu terdampar dan memastikan bahwa perahu itu milik Rustam.
Pihak keluarga berharap Rustam yang tidak lagi bersama perahunya, dalam keadaan selamat. (rizaldy)