
Majene, mandarnews.com – Event budaya Pesona Cakuriri 2017 kembali akan digelar di Lapangan Bura’ Sendana, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) mulai 16 sampai 18 September 2017 pekan ini.
Namun, event budaya tersebut menuai protes dari Kapala Pappuangan Adat Kaiyyang Sendana Mandar, Muhammad Ali. Bahkan, mereka mengeluarkan surat pernyataan tertanggal 29 Agustus 2017 kemudian dikirim ke para kepala desa se-Kecamatan Sendana hingga Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar (ABM)
Berikut isi lengkap surat pernyataan yang dimaksud :
Ketua DPRD Majene, Darmansyah yang merupakan salah satu inisiator pagelaran budaya ini telah dikonfirmasi. Ia telah mengetahui surat pernyataan tersebut. Bahkan ia telah menerima surat itu hingga dua kali.
- Baca juga : Jadwal Pesona Cakuririr Diundur
Menurut Darmansyah, pihaknya telah menelaah surat itu dan ia menyebutkan, Pesona Cakkuriri 2017 akan menampilkan seni budaya Mandar bukan ritual adat. Olehnya itu, kegiatan tersebut tetap akan dilaksanakan.
“Karena yang mereka persoalkan pengibaran bendera pusaka kerajaan, pencucian benda pusaka I Po’ga, pelantikan raja dan itu sama sekali tidak ada. Nama kegiatannya saja ini (Pesona Cakkuriri),” jelas Darmansyah, Rabu 13 September 2017.
Lebih lanjut, Darmansyah menjelaskan, Pesona Cakkuriri 2017 akan menampilkan kurang lebih 18 sanggar seni. Belasan sanggar itu akan menampilkan kesenian Mandar. Diantaranya, lagu sayang-sayang, tari pattu’du, pencak silat dan lain-lain.
- Baca kumpulan berita tentang : Pesona Cakuriri
Selain itu, event ini akan menampilkan pembacaan puisi dari Adi Arwan Alimin, Bustan Basir Maras, Ahmad Akbar dan Syariat Tajuddin. Wakil Bupati, Lukman, Kapolres, Asri Effendi dan Dandim 1401 Majene, Letkol Inf Rahman akan memberikan sambutan dalam event ini. (Irwan Fals)