Pil Bojek tak hanya merasuki pemuda di Polewali Mandar tapi juga di Kabupaten Majene, bahkan hingga ke paling jauh dari wilayahnya yakni Malunda. Masyarakat Malunda kini resah atas prilaku ini.
Hingga saat ini pemuda yang berhalusinasi dengan pil Bojek baru satu-dua-tiga orang. Tapi jika ini tidak segera diantisipasi bisa saja meluas pemakainya karena kecenderuang pemuda ingin mencoba sesuatu yang baru.
Warga Lingkungan Pao-Pao Kecamatan Malunda pernah menyaksikan adanya pelajar dan mahasiswa yang berperilaku seperti orang mabuk. Mereka ada 10 orang diduga mengonsumsi Bojek. Sebanyak tiga dari 10 orang tersebut terindikasi sebagai warga Malunda, selebihnya orang luar Malunda.
Salah seorang tokoh masyarakat Pao-pao Sirajuddin mengatakan, dengan adanya kejadian beberapa hari yang lalu itu meresahkan warga.
"Kami masyarakat sangat resah, dengan maraknya pengguna pil Bojek di kalangan pelajar tingkat SMP, SMA dan Mahasiswa khususnya di Lingkungan Pao-Pao," kata Sirajuddin, belum lama ini.
Sirajuddin yang juga paman dari yang diduga korban pil Bojek berinisial RJ dan MR ini, mengaku belum melapor secara resmi ke Polsek Malunda atas kejadian itu. Tapi sudah menyampaikan secara lisan kepada anggota Polsek Malunda.
"Kami belum melapor secara resmi. Karena kebetulan di Pao-Pao ada polisi dan kami sudah percayakan untuk mengusut masalah ini," ungkapnya.
Ia melanjutkan, apabila dalam waktu dekat belum ada kabar dari Polsek Malunda, maka pihaknya akan melaporkan secara resmi dengan mendatangi langsung Polsek setempat.
"Saat ini kami disini (Pao-Pao) berkumpul bersama tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk membicarakan hal ini. Setelah itu kami akan lapor secara resmi ke Polsek Malunda. Karena kami punya keinginan masalah ini bisa ditindak lanjuti dengan serius," jelasnya.
Kepala Lingkungan Pao-Pao Sariman berharap yang diduga toko penjual pil Bojek di daerahnya agar segera menutup jualannya. Ini untuk menghindari anarkis warga.
"Kami meminta penjual pil Bojek yang kami duga di daerah kami sendiri, agar segera menutup jualannya. Karena kami kuatir warga berbuat anarkis. Sehingga keterlibatan pihak terkait sangat dibutuhkan," sebutnya.
Hal senada dikatakan Asraruddin selaku tokoh pemuda Pao-Pao. Menurutnya, masalah maraknya pengguna pil koplo di lingkungannya harus menjadi perhatian dari pemerintah dan unsur kepolisian.
"Pemerintah setempat dan unsur kepolisian segera merespon masalah ini. Apabila ketika kami sudah melapor secara resmi ke Polsek Malunda lalu tidak ada respon, akan kami teruskan laporan ini ke Polres Majene," tutup Asraruddin. (ady)