Ridwan Alimuddin menyajikan materi dalam kegiatan pra launching cafe literasi dondori
Majene, mandarnews.com – Dunia literasi di Majene terus berkembang. Ini bisa ditandai dengan munculnya komunitas-komunitas baca di beberapa tempat. Dan sebentar lagi akan dilaunching komunitas literasi di Lingkungan Tanangan.
Literasi yang bakal dilaunching ini berbeda dengan komunitas literasi yang lebih dulu tumbuh. Yang satu ini akan mengolaborasikan antara perpustakaan dan cafe. Pengelola menyebutnya Cafe Literasi Dondori.
Pra launching literasi cafe dondori telah dilakukan malam ini, Kamis (28/2). Pra launching ini dihandle BEM FKIP Unsulbar Majene. Ketua BEM fakultas, Lukman, inilah yang menjadi moderator. Dan wakil dekan 1 fakultas mereka juga hadir. Ia tampil sebagai pemberi semangat bagi mahasiswa.
Dukungan terhadap munculnya komunitas literasi model baru di Majene ini terbilang kuat. Betapa tidak, punggawa Nusa Pustaka yang juga duta baca Sulbar, Ridwan Alimuddin, hadir menyajikan materi sekaligus motivasi.
Dalam kegiatan yang bertema “Meneropong Arah Peradaban Literasi melalui Pembangunan Sosio-Ekonomi” ini” Ridwan menyatakan, relawan literasi jangan mengeluh soal dana.
“Nusa Pustaka tidak pernah minta dana ke pemerintah. Melainkan setelah berjalan, CSR (Corporate Sosial Responsibilty) perusahaan di Jakarta memberi bantuan. Jadi jalankan saja, insya Allah jika dijalankan dengan ikhlas maka akan ada rejekinya,” seru Ridwan.
Sosok seorang Afiat Mulwan juga memberi dukungan. Ia yang menjabat salah satu kepala bidang di Bapeda Majene ini banyak mengulas tentang pentingnya literasi. Hubungan antara literasi dan ekonomi di berbagai belahan dunia pun dipaparkan, seperti di Finlandia, Amerika, Jerman, dan Jepang.
” Literasi mampu memutus mata rantai kebodohan dan kemiskinan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa negara tadi,” kata Afiat.
Usahawan muda yang sudah digelari masyarakat Majene sebagai pengamat ekonomi, Chazairin Catur Putra, juga hadir dalam kegiatan ini. Chazairin yang 9,5 tahun mengenyam pendidikan negeri Paman Sam ini, mengungkap seputar dunia literasi di Amerika.
Ada perpustakaan di Amerika, kata dia, hanya satu gerai yang mencampuri yakni starbuck (gerai kopi). Karena orang Amerika suka membaca dengan duduk tenang sembari menyeruput kopi. Konsep itulah rupanya yang ingin ditiru Cafe Literasi Dondori yang mengolaborasi sebuah cafe dengan literasi.
Soal literasi sosio-ekonomi, Chazairin perlu perubahan sistem dari program-oriented menjadi consumer oriented.
Lurah Pangaliali, Hifni Zakariya, tak ketinggalan hadir di kegiatan ini. Ia mengaku mendukung penuh kegiatan literasi yang lahir di wilayahnya itu.
“Sebetulnya di kantor kelurahan ada perpustakaan tapi masih menyatu dengan kantor lurah sehingga belum kondusif untuk sebuah pelayanan prima. Kita berharap Cafe Literasi Dondori ini lahir pertama dan seterusnya,” kata Hifni yang berhasil merubah suasana diskusi yang tadinya serius menjadi riuh oleh tepuk tangan peserta.
Kegiatan yang berlangsung hingga larut malam ini dihadiri punggawa literasi I Manggewilu, Thamrin Wai Randan, punggawa Onthel Pustaka, Muhammad Saleh, dan beberapa komunitas literasi lainnya, serta mahasiswa FKIP. Tanggapan mereka dominan diarahkan kepada Afiat Mulwan. Mereka menitip pesan agar disampaikan kepada Pemda Majene untuk meningkatkan kepeduliannya kepada dunia literasi di Majene.
Pencetus lahirnya cafe literasi ini, Arifin Nejaz, menyatakan, idenya tak terlepas dari keprihatian terhadap rendahnya minat baca masyarakat dan kondisi para relawan literasi.
” Tak bisa dipungkiri kalau disamping munculnya beberapa komunitas literasi, sudah ada pula yang sudah vakum. Ini salah satu penyebabnya adalah ekonomi pengelolanya,” sebutnya.
Sehingga, kata Arifin, konsep literasi disatukan dalam dalam sebuah cafe bisa menjadi solusi agar konsistensi relawan bisa bertahan. Arifin bertekad untuk mengerahkan kemampuannya dalam mendorong keberlangsungan Cafe Literasi Dondori yang dikelola mahasiswa itu.
Arifin menyebut kegiatan yang difasilitasinya adalah masih tahap pra launching, tujuannya untuk segera mengenalkan akan lahirnya perpaduan antara cafe dan perpustakaan. Arifin belun mau mengungkap jadwal launching yang sesungguhnya. Ia hanya menyebut, akan di launching dalam waktu dekat.(Rizaldy)