Ketua DPC GMNI Mamuju, Muh Fathir. (Foto: Mandarnews / istimewa)
Mamuju, mandarnews.com – Pasca unjuk rasa, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Mamuju dalam jumpa persnya kembali menyorot aset milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju yang tak jelas.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) GMNI Mamuju, Muh. Fathir, kepada wartawan mengungkapkan, selain feri mini dan pembongkaran gedung lama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamuju, GMNI Mamuju juga mempertanyakan sejumlah aset lainnya.
“Excavator, boomag, tronton di Dinas PU Kabupaten Mamuju, armada Damkar di Dinas DLHK Mamuju, excavator di Dinas Perikanan Mamuju, Dinas Kesehatan berupa dua unit mobil ambulans dan 1 ambulans apung,” terang Fathir, Sabtu (3/10).
Selain itu, Fathir juga mensinyalir adanya sejumlah kendaraan dinas (Randis) yang tidak jelas rimbanya berupa Rubicon dan Toyota Fortuner.
“Terkait itu, GMNI Mamuju mendesak DPRD Kabupaten Mamuju untuk segera menindaklanjuti hal itu dengan membentuk pansus/panja yang kemudian bisa mengusut secara mendalam beberapa aset yang terindikasi disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga merugikan daerah secara anggaran. Anggaran tersebut berasal dari APBD Kabupaten Mamuju,” kata Fathir.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Politik dan Jaringan GMNI Mamuju, Andi Reski Darmawan menegaskan jika GMNI Mamuju secara konsisten akan terus mengawal dugaan penyalahgunaan aset tersebut.
“GMNI Mamuju akan tetap mendorong DPRD Kabupaten sebagai lembaga pengawasan untuk kemudian mengawal kasus dugaan penyalahgunaan aset-aset milik daerah sesuai supremasi hukum sampai tuntas. Ini kemudian tidak bisa luput dan larut lebih lama karena momentum apapun. Kasus-kasus penyalah gunaan aset-aset milik daerah harus diusut tuntas secepatnya,” pungkas aktivis yang akrab disapa Bung Cek itu.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia