Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Majene H.Syamsiar Muchtar kerap melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah-sekolah. Hasilnya, ditemukan banyak tenaga pendidik tidak disiplin waktu kerja.
Sekolah yang sudah disidak terdiri dari SMK Negeri 4 Majene, SMK Negeri 7 Majene, SMK Negeri 1 Majene, SMA Negeri 1 Pamboang, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 Sendana, dan SMP Negeri 4 Sendana.
Dalam operasi sidaknya, Sekda mengecek absen kedatangan guru. Setelah menemukan guru tidak datang tepat waktu, ditunjuk salah seorang yang bertanggungjawab memberitahukan pemanggilan dan mendampingi menghadap ke Sekda esok hari setelah sidak.
Kepada guru yang memenuhi panggilan karena ketahuan tidak disiplin, Sekda menjelaskan kewajiban PNS. Ia juga menyaipakan sanksi yang akan diberikan jika kembali ditemukan tidak disiplin.
"Saya tidak main-main. Kalau masih tidak mau serius, saya akan rekomendasikan untuk dicabut sertifikasinya di pusat. Selain itu, saya akan beri penempatannya jauh dari tempat tinggal, ” tegas Syamsiar.
Syamsiar juga melontarkan sindiran keras kepada Dinas Pendidikan dan para pengawas sekolah. Ia menilai, dinas Pendidikan selama ini terkesan cuek dengan keberlanjutan pendidikan di Majene. Mereka dianggap lebih sibuk mengurusi proyek fisik.
"Ada pengawas yang datang tapi hanya beberapa kali. Kalau cuma begitu semua orang bisa mengawas. Seharusnya, tugas pengawas tidak hanya mengamati kinerja guru. Tapi memberikan masukan terkait metode pembelajaran," sesal Ketua KORPRI Kabupaten Majene ini.
Dia menambahkan, seharusnya Dinas Pendidikan yang melakukan sidak. Tapi karena sibuk mengurusi fisik, maka tugas itu dianggap penting diambil alih.
"Jika sudah begini, seharusnya Dinas Pendidikan merasa malu dan mulai kembali ke jalurnya. Jika masih belum tersinggung berarti kepedulian itu sudah jauh meninggalkannya," tegasnya.
Dia mengaku akan terus melakukan upaya dalam meningkatkan etos kerja bukan hanya di lingkup dunia pendidikan tapi di seluruh jajaran PNS di lingkup pemkab Majene.
Sebagian PNS menyambut baik langkah yang ditempuh Sekda tapi sebagian pula yang menganggapnya terlalu ekstrim.
Bagi yang mendukung merasa lega karena sifat undisipliner dapat menjangkit ke PNS yang lain akibat cemburu melihat rekan kerjanya bebas membolos tanpa mendapatkan sanksi. Sementara yang menganggap ektrim karena dinilai mengambil fungsi dinas pendidikan.(rizaldy)