Bupati Majene Lukman mengunjungi sentra pengolahan rumput laut di Bantaeng, Sulsel, Senin (15/3).
Bantaeng, mandarnews.com – Setelah berkunjung ke Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Bupati Majene Lukman optimis bisa sebaik Bantaeng dalam melakukan budidaya rumput laut di Kabupaten Majene.
Hal ini disampaikan Lukman setelah ia bersama rombongan memanfaatkan waktu untuk meninjau secara langsung pembibitan rumput laut di Pantai Marina Bantaeng, Senin (15/3).
Di lokasi tersebut, Lukman terlihat berbincang dengan para ibu yang tengah mengikat rumput laut sebelum diolah sebagai bahan makanan.
Lukman menilai, secara tipologi Majene dan Bantaeng hampir sama, bahkan memiliki garis pantai yang lebih panjang dari Bantaeng. Hanya saja, perlu kesungguhan jika ingin berkembang seperti halnya Bantaeng.
Ia yakin, saat memulai usaha tersebut pasti banyak kendala yang dihadapi kemudian bisa berhasil seperti saat ini. Jika Majene tidak mampu memaksimalkan potensi itu maka akan sangat sia-sia memiliki garis pantai yang panjang.
“Keinginan itu harus didorong di masyarakat, nasib tidak akan berubah kalau kita tidak mengubahnya. Cukup sederhana saja, tapi harus ada kemauan di dalamnya,” ujar Lukman.
Kepala Dinas Kelautan Bantaeng Rita menambahkan, pengembangan rumput laut belum berpengaruh maksimal untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bantaeng.
Pasalnya, pemerintah belum menjadikan rumput laut sebagai salah satu sumber pendapatan dan hanya diarahkan pada sektor peningkatan taraf hidup petani.
Meski demikian, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantaeng menyampaikan, budidaya rumput laut menjadi penyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita untuk sektor perikanan.
“Dulunya kebiasaan ibu-ibu di pantai tersebut hanya duduk di tangga rumah, sejak adanya budidaya rumput laut telah menghasilkan Rp30-40 ribu per hari, kini menjadi salah satu kegiatan yang sangat bagus di masa pandemi seperti ini,” tandasnya.
Dalam kunjungan, rombongan Bupati Majene juga mendatangi sentra pengolahan rumput laut di Bantaeng.
Di lokasi tersebut, rombongan melihat proses pengolahan rumput laut, mulai dari pencucian, pembersihan, hingga pengeringan.
Salah satu staf di sentra pengolahan, Syamsul Bachri menjelaskan, setelah mengambil rumput laut dari petani lalu dicuci selama tiga hari tiga malam kemudian dijemur sampai kering.
“Setelah kering kemudian bisa diolah menjadi kerupuk, mie, dan bakso,” tutup Syamsul. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia