Suasana Monev LS LP dan Sosialisasi Donor Darah oleh Diskes Polman
Polewali, mandarnews.com – Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2018 di Polewali Mandar mencapai angka 25 kasus, setengahnya disebabkan oleh pendarahan.
Selain pendarahan, sebab lainnya adalah terlambat dirujuk. Ini diakibatkan karena kurangnya pemahaman keluarga pasien mengenai pentingnya rujukan jika kondisi ibu melahirkan dirasa mengkhawatirkan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar Suaib Nawawi di Monitoring dan Evaluasi (Monev) Lintas Sektor/Lintas Program (LS/LP) dan Sosialisasi Donor Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu, Senin (11/3/2019).
Kegiatan yang ditempatkan di Ruang Pola Kantor Bupati Polewali Mandar ini dihadiri oleh camat, perangkat desa/kelurahan, dan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) di Polewali Mandar.
Selain Kadis Kesehatan Polewali Mandar, turut pula menjadi narasumber Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Diskes Polewali Mandar dr. Sri Suharni, dan Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Polewali Mandar dr. A. Emy Purnama.
Dalam kesempatan tersebut Kadiskes Suaib Nawawi menyampaikan, persoalan rujukan ini merupakan permasalahan yang dihadapi oleh PKM.
“Tantangannya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat agar keluarganya mau dirujuk,” ujar Suaib Nawawi.
Dari kasus-kasus ini, lanjutnya, kita menyadari pentingnya ketersediaan darah. Di Bulukumba, tiga bulan sebelum perkiraan kelahiran, ibu hamil telah mendapatkan stok darah.
“Kalau di Polman, pasien sudah mau dioperasi baru sibuk cari darah. Ini salah satu penyebab kasus kematian ibu melahirkan meningkat,” kata Suaib Nawawi.
Dalam kesempatan tersebut, Kabid Pelayanan Diskes Polewali Mandar dr. Sri Suharni memaparkan tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bantuan Operasional Kesehatan Tahun 2019 Berdasarkan Permenkes Nomor 3 Tahun 2019.
“Tahun lalu kita sudah menyumbang banyak kematian, yaitu 25 kasus. Jadi, tahun ini kita harus bekerja keras untuk menurunkan angka tersebut,” sebut dr. Sri Suharni.
Ia menjabarkan, tahun ini Polewali Mandar ditarget hanya memiliki enam kematian saja, tapi pihaknya menginginkan kurang dari angka itu.
“Namun yang jadi kendala, rata-rata di tiap kecamatan 1 dokter melayani 5000 orang, di Campalagian 1 dokter bahkan melayani sampai 10.000 orang. Ini tentu saja tidak sebanding,” tukas dr. Sri Suharni.
Sementara itu, Kepala UTD PMI Polewali Mandar dr. A. Emy Purnama menerangkan tentang Kebijakan Daerah dalam Pelayanan Darah.
“Pelayanan Darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan. Di beberapa kasus bisa menjadi satu-satunya upaya untuk menyelamatkan atau memperbaiki kondisi pasien,” tutur dr. A. Emy Purnama.
Ia menambahkan, UTD PMI Polewali Mandar adalah satu-satunya UTD di Sulawesi Barat sehingga tidak hanya melayani permintaan darah dari Polewali Mandar saja, tapi juga dari kabupaten lain.
Reporter : Ilma Amelia