Penulis : Adam Jauri (24), Wakil Ketua Bidang Agitasi dan Propaganda DPC GMNI Mamuju.
Menilik hkepemimpinan Bupati (Sitti Sutinah Suhardi) dan Wakil Bupati Mamuju (Ado Mas’ud) setelah 108 hari kerja masa kepemimpinannya, memantik dan hal yang menarik menjadi bahan diskusi di meja kopi, Warted maupun dalam ruang diskursus lainnya.
Dewasa ini, ada sejumlah catatan menarik yang tercatat sebagai bahan diskusi.
Pertama, Kondisi kesehatan dan pengorganisiran kelompok rentan pasca bencana (Balita, Difabel, dan Lansia) yang sampai hari ini tidak mendapatkan atensi dari Pemerintah Kabupaten Mamuju.
Kedua, Apa itu juga terkait korban meninggal di tenda-tenda pengungsian beberapa bulan pasca bencana 15 Januari 2021 yang luput dari perhatian publik.
Ketiga, Kurangnya sinergitas antara Bupati dan OPD terkait mengenai percepatan penanggulangan pasca bencana
Keempat, Kekarut-marutan pemulihan pasca bencana,
Kelima, Kondisi salah satu Penyintas di wilayah Kota yang berada tidak jauh dari Kantor Bupati Mamuju di jalan Soekarno Hatta yang tidak mendapatkan perhatian serta uluran tangan.
Keenam,Korban bencana gempa bumi 6,2 Magnitudo di desa Pempioang yang sampai hari ini masih mengalami kelumpuhan, dan baru-baru ini mendapatkan perawatan medis di Rumah itupun karena kedermawanan salah satu warga yang membawa korban ke Rumah Sakit. Namun sampai hari ini tidak adanya kehadiran Pemkab Mamuju dalam hal perawatan/penyembuhan.
Nah selain hal yang menarik diatas, salahsatu hal yang turut menarik perhatian yakni Kartu Mamuju Keren (KMK) yang jadi kampanye anyarnya saat mencalonkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, pada Pilkada 2020 lalu. Dalam perjalanannya penggunaan dan sasarannya hingga kini belum jelas.
Hingga tentu ini akan selay menjadi pertanyaan implementasinya.
Jadi memang benar 100 Hari Kerja “menorehkan sejumlah catatan yang menarik” seperti wacana sexy yang lahir diruang publik. Namun bukan melahirkan simpati apalagi prestasi. Peran Pemerintah Kabupaten Mamuju dalam hal percepatan penanggulan bencana masih terbilang gagap.
Tidak ada hal yang menarik dalam konotasi positif, tetapi perlunya evalusi yang sangat masif.