Majene – Bagi masyarakat Sulawesi Barat yang memiliki hobby atau potensi menulis sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengikuti Pra Mandar Writers and Culture Forum (MWCF).
Pra MWCF bakal digelar di Pantai Dato Majene, 26-28 Oktober mendatang. Pra MWCF ini sebagai tahap awal dari penyelenggaraan MWCF I yang akan dihelat tahun 2019.
Dengan mengusung tema “Mengeja Transformasi Budaya di Era Digital”, Pra MWCF memiliki sederet agenda kegiatan yang menarik. Di antaranya adalah Temu Penulis, Kemah Literasi, Peluncuran Buku, Pesta Buku, Workshop Penulisan Cerpen, Workshop Penulisan Puisi, Workshop Penulisan Essay, Mengeja Aksara Lontar, dan Seminar Budaya Milenial.
“Pra MWCF ini sekaligus bentuk persembahan kepada Hari Sumpah Pemuda dan kontribusi jaringan Pustaka Bergerak Indonesia (PBI) untuk ikut melestarikan kebudayaan lewat penguatan literasi, khususnya di Sulbar,” jelas Muhammad Munir selaku Koordinator Pra MWCF.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberi ruang kepada masyarakat yang punya potensi menulis sekaligus menjadi pemantik maju dan berkembangnya budaya menulis yang arahnya menuju lestarinya kebudayaan.
“Dalam pengamatan saya, selama empat tahun terakhir ini ada banyak masyarakat kita yang mempunyai potensi menulis tapi tak punya wadah untuk menyalurkannya ke dalam sebuah buku. Keberadaan acara ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi mereka,” terang Muhammad Munir.
Pendiri Rumah Kopi dan Perpustakaan (Rumpita) ini membeberkan, kegiatan ini sesungguhnya baru tahap pra kegiatan, mengingat MWCF adalah gerakan baru dan pertama, sehingga dibutuhkan pra kegiatan yang bisa jadi acuan dalam perhelatan MWCF nanti.
Sejumlah nama-nama besar dalam dunia penulisan Sulawesi Barat direncanakan akan ambil bagian dalam acara ini. Seperti Prof. Dr. Gufran Darmawan (penulis/Purek IV UNM Makassar), Joni Arya Dinata (Cerpenis Terbaik Kompas), Mira Pasolong (novelis/Ketua FLP Sulawesi Barat), Adi Arwan Alimin (sastrawan/Komisioner KPU Sulawesi Barat), Sri Musdikawati (sastrawan/dosen Unasman), Bustan Basir Maras (penyair/sastrawan/antropolog), Muhammad Ridwan Alimuddin (penulis/ pendiri Armada Pustaka/Duta Baca Sulawesi Barat), Abdul Rahman Hamid (kandidat doktor UI/penulis/peneliti pelayaran Mandar), Dahri Dahlan (penulis/dosen Unmul Kalimantan Timur), dan Suparman Sopu (sastrawan/penyair).
Jadi, bagi masyarakat Sulawesi Barat yang tertarik terhadap dunia penulisan, kegiatan Pra MWCF ini layak diikuti.
Repoter : Ilma
Editor : Rizaldy