Latihan Bridge. Puluhan guru se-Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) mengikuti pelatihan bridge di SDN 49 Pasanggrahan, Selasa 23 Januari 2018. Foto : Ist.
Majene, mandarnews.com – Pelatihan bridge (olahraga permainan kartu) yang digelar UPTD Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Dikpora) Kecamatan Banggae di Aula SDN 49 Pasanggarahan, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) menuai sorotan.
Sorotan itu muncul di media sosial (medsos) facebook dan sejumlah grup whatsapp. Mereka yang kontra menilai, pelatihan tersebut dinilai tidak penting bagi guru dan menghambur-hamburkan anggaran.
Saat dikonfirmasi, Kepala UPTD Kecamatan Banggae, Wahyuddin selaku penanggung jawab pelatihan mengatakan, kegiatan itu lahir dari usulan guru di Banggae. Pelatihan ini, kata Wahyuddin, untuk persiapan Pekan Olahraga Persatuan Guru Republik Indonesia (PORPGRI) tingkat Majene mendatang.
“Walaupun belum pasti (Bridge masuk dalam lomba), apa salahnya sejak dini kita mempersiapka diri? Jadi teman-teman mengusulkan itu,” kata Wahyuddin, Rabu 24 Januari 2018.
Wahyuddin menjelaskan, pelatihan ini diikuti 33 guru SD dan SMP se-Kecamatan Banggae. Puluhan peserta ini didominasi guru olahraga utusan sekolah yang akan dilatih hingga Minggu 28 Januari 2018.
Ia menegaskan, UPTD Kecamatan Banggae dan Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Majene bekerja sama menggelar pelatihan tanpa menggunakan APBD. Wahyuddin menyebutkan, dana pelatihan berasal dari kontribusi sebesar Rp 200 ribu per peserta.
“(Sumber dana) boleh jadi dana bos, boleh jadi partisipasinya dari guru itu. UPTD tidak ada anggarannya, hanya pemberli kertas saja. Murni partipasi dari peserta,” tegas Wahyuddin.
“Bukan APBD, makanya kemarin ke Dinas Pendidikan foto Renja, tidak ada pelatihan bridge di dalam,” kata Sekertaris GABSI Majene, Muhammad Syarif membenarkan pernyataan Wahyuddin.
Lanjut Wahyuddin, cara permainan bridge bisa diterapkan peserta sebagai guru saat mengajar. Dalam bermain bridge, atlet dituntut berhitung dan mengambil keputusan dalam waktu singkat.
Meski demikian, pelatihan bridge yang dibuka Wakil Bupati Majene, Lukman selaku Ketua GABSI Majene dinilai tidak tepat sejumlah kalangan. Seperti pendapat Ketua Ikatan Mahasiswa Mandar Majene Indonesia (IM3I), Abdul Rahman Wahab.
Menurut Maman, sapaan akrab Abdul Rahman Wahab, pelatihan tersebut tidak mendukung program Bupati Majene, Fahmi Massiara dibidang pendidikan dalam Majene Profesional Produktif dan Proaktif (MP3). Seharusnya, kata Maman, guru lebih fokus meningkatkan kompetensi.
“Yang menjadi soal bukan olahraganya, yang jadi soal adalah apakah penting dan mendesak tidak pemerintah mengadakan pelatihan seperti ini? Jangan sampai tugas pokok guru dikesampingkan dan lebih fokus kepada persiapan lomba bridge,” tegas Maman.
Selain itu, mahasiswa Unismuh Makassar ini masih ragu soal sumber anggaran dari pelatihan tersebut. Maman mengatakan, ia akan percaya bahwa sumber pelatihan itu tidak berasal dari APBD jika Pemda membeberkan isi APBD 2017 dan 2018.
“Kalau data ini (APBD) bisa dibuka dan disampaikan ke publik maka akan jelas kegiatan ini pake APBD atau tidak,” tegasnya.
Untuk diketahui, bridge adalah salah satu cabang olahraga yang sering dipertandingkan di Indonesia. Dikutip dari wikipedia.org, Bridge atau contract bridge adalah permainan kartu yang mengandalkan baik kemampuan bermain maupun keuntungan. Empat pemain berpasangan dan duduk berhadap-hadapan.
Permainan ini terdiri dari lelang diikuti oleh permainan kartu. Peraturan-peraturannya cukup ringkas dan mirip dengan permainan kartu lainnya.
Lelang berakhir dengan sebuah kontrak kecuali bila kartu di tangan dilewati. Sebuah kontrak adalah pernyataan oleh salah satu partner bahwa pihak mereka akan mengambil sejumlah (atau lebih) trik.
Lelang ini menentukan pihak yang menyatakan, the strain of trump dan lokasi pemimpin untuk kartu di tangan. Turnamen bridge biasanya diatur untuk memaksimalkan penggunaan kecakapan satu tim dan meminimalkan pengaruh keberuntungan. Bridge telah dibandingkan dengan catur dalam pengertian bahwa harus digunakan akal sehat. (Irwan Fals)