
“Kalau tidak ada jamban keluarga, orang buang air besar sembarang tempat. Biar bagus asupan gizi kalau dia kena diare, dia kena cacingan, sama saja bohong. Intinya, semuanya lebih dominan dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan,” tukas Nahriah.
Untuk itu, pihaknya juga terus menyosialisasikan bagaimana pentingnya kebersihan lingkungan, adanya tempat pembuangan sampah, saluran air yang teratur dan bersih, dan lain sebagainya.
“Selain karena ada nilai keindahan di situ, juga terdapat manfaat yang bisa dirasakan mulai dari bayi sampai orang dewasa,” beber Nahriah.
Tetapi menurutnya, Dinas Kesehatan tidak berbicara fisik seperti pembangunan karena merupakan ranah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau OPD terkait.
Dyah Febriyanti, S. Gz., Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Majene mengungkapkan, anak kena diare karena sering main di tanah sehingga terkontaminasi dengan bakteri. Bakteri pindah ke tanah karena kotoran manusia tidak diamankan.
“Semua bakteri bersumber dari kotoran makhluk hidup, baik manusia dan hewan, tidak gampang mati, serta dapat mencemari tanah bahkan air,” papar Dyah.
Ia mengemukakan, dalam mencegah pun sebenarnya makanan tidak perlu yang mahal, kembali saja ke pangan lokal yang penting seimbang dan memenuhi 4 bintang makanan pokok seperti nasi, ubi, jagung, dan sagu, sumber protein hewani yang kaya zat besi, kacang-kacangan seperti protein nabati, kacang tanah, dan lainnya, serta sayur dan buah, tapi proporsinya juga harus diketahui.
“4 sehat 5 sempurna itu adalah konsep lama dan sudah tidak dipakai. Kita juga minta kepada masyarakat, saat pemerintah sudah menyediakan jamban keluarga agar digunakan dan dirawat. Saat mengonsumsi air, kami sarankan untuk dimasak sampai mendidih agar bakteri yang terkontaminasi ke dalam air mati,” tutup Dyah. (Putra)
Editor: Ilma Amelia