Karena gelap, tidak ada merpati yang bisa nomplok
Majene, mandarnews.com – Final balap merpati terpaksa diundi untuk menentukan juara 1 dan juara 2. Pasalnya, partai final ini berlangsung hingga malam yang mengakibatkan merpati sulit nomplok.
Lomba balap merpati berlangsung sejak Kamis (29/8) sampai hari Minggu (1/8) di Tinggas, sebuah tempat di tak jauh dari perbatasan Kab. Majene dan Kab. Polman. Peserta lomba berasal dari daerah Palu, Majene dan Makassar.
Selama lomba berlangsung, antusiasme peserta lomba dan penonton cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan cukup banyak penonton memadati tinggas.
Semangat peserta bisa dilihat saat mereka mememanggil burung merpati mereka.
“Huaaaaeee, huaaaaeee, ulalalalalaaaaa, ulalalalaalaaaaaaa,” sorakan itulah yang terus terucap dari para mulut peserta saat memanggil merpati jantan mereka yang dilepas, sementara merpati betina dipegang sambil dikiibas-kibaskan sayapnya. Merpati betina ini sebagai tanda agar merpati jantan datang ke merpati betina. Sesekali mereka memanggil nama burung merpati jantan mereka.
Di final, tim dari Makassar (Tim Celebes) bertemu tim dari Palu.
Putaran final ini berlangsung dramatis karena para merpati dari peserta sudah tidak mampu lagi melihat dengan baik, sebab gelap malam semakin menyelimuti lokasi lomba.
Karena gelap, merpati jantan sudah tidak nomplok lagi terhadap merpati betina. Merpati jantan melewati titik betina, dimana seharusnya sudah berhenti untuk terbang. Putaran pertama di partai final ini mengahasilkan drow.Tidak ada merpati yang berhasil nomplok.
Karena malam yang semakin pekat dan tidak mungkin untuk melakulan putaran kedua, maka dengan persetujuan dari kedua finalis, lomba tersebut diundi untuk mencari pemenang. Hasil undian, tim dari Makassar (celebes) keluar sebagai juara 1 mengalahkan dari tim Palu yang harus puas dengan posisi kedua.
Salah satu peserta lomba dari Tim HJR atau Hantu Jangkar Majene, Ilham, menjelaskan prosedur lomba merpati dengan jarak 1 km.
Kata dia, Merpati yang ikut lomba berpasang – pasangan dengan ketentuan merpati yang berpasangan tersebut harus sudah sangat mengenal pasangannya atau dalam bahasa lapangannya Nomplok.
Titik untuk tempat memegang merpati betina yakni titik dimana merpati jantan akan datang dan nomplok. Titik dimana peserta yang memegang merpati betina berdiri dan mengibaskan sayap merpati betinanya ditandai dengan ban tempat berdiri pemegang merpati betina yang disebut Joki.
“Tiap putaran ada dua tim yang berlomba, artinya ada dua pemegang merpati betina dan ada dua merpati jantan yang berlomba dan dilepas. Merpati jantan yang dilepas nantinya dibawa sejauh 1 km meninggalkan titik dimana merpati betinanya berada dan akan dilepas merpati jantan tersebut secara bersamaan,” kata Ilham.
Merpati jantan mana yang lebih dulu nomplok ke merpati betinanya maka dialah yang menang. Itulah yang terus – terusan dilakukan sampai ada yang juara satu.
Adapun titik yang ditempati berdiri oleh peserta yang memegang merpati betina yakni berada dalam lingkaran ban, kaki atau badan peserta tidak boleh keluar dari ban sebelum merpati jantan sudah betul – betul dipegang oleh joki . Jika joki keluar dari ban sebelum merpati jantannya dipegang maka akan didiskualifikasi atau kalah. Untuk menentukan posisi berdiri di dalam ban juga diundi.
Inilah daftar juara lomba balap merpati :
Juara I (Makassar, Tim Celebes), berhak atas hadiah piala dan uang Rp 3.500.000,-
Juara II ( Palu, Tim Kaisar), hadiah piala dan uang Rp 2.500.000,-
Juara III ( Makassar, Tim Celebes) dengan burung merpati yang lain, hadiah piala dan uang Rp. 1.500.000,-
Juara IV (Makassar, Tim Citra Abadi), hadiah piala dan uang Rp/ 950.000,-
Juara V ( Majene, HJR atau Hantu Jangkar), hadiah piala dan uang Rp. 750.000,-
Reporter : Putra