Debat kandidat Pilkada Majene, Sulawesi Barat berlangsung lebih "panas" dibanding debat sebelumnya. Mengetengahkan tema tentang penegakan hukum dan tata kelola pemerintah yang baik, para kandidat saat diberi kesempatan tanya jawab, saling melemparkan pertanyaan yang bernada "menyerang" kandidat lawan. Kondisi dalam dan ruangan saat debat pun lebih ramai dibanding debat pertama, kali ini sepanjang debat berlangsung, riuh dengan teriakan bersahut – sahutan dari para pendukung.
Debat kandidat ke dua yang dipandu guru besar hukum Prof. Dr . Said Sampara kembali berlangsung di gedung Assamalewuang Mandar, Majene.
Pada debat kali ini, selain dihadiri para kandidat, pendukung calon juga sejumlah PNS kepala SKPD yang memang diundang KPUD untuk menyaksikan debat. Tampak hadir juga, mantan bupati Polewali Mandar Ali Baal Masdar yang duduk di kursi pasangan nomor Dua.
Suasana debat pilkada ke dua mulai "memanas" itu terjadi saat memasuki sesi tanya jawab antar kandidat. Sesama kandidat mempertanyakan sikap lawannya terkait penegakan hukum dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Kandidat nomor urut Dua misalnya saat diberi kesempatan bertanya ke pasangan nomor urut satu mempertanyakan mengenai terjadinya kasus pelanggaran hukum.
"Bagaimana sikap pasangan nomor satu terkait sejumlah kasus pelanggaran hukum yang selama ini sudah menjerat aparatur, ini terkait juga dengan posisi anda sebagai wakil bupati yang menjadi pengawas pembangunan," kata calon wakil bupati Andi Irfan Sulaeman yang disambut riuh di dalam dan luar gedung tempat debat.
Mendapat pertanyaan yang tajam seperti itu, dengan penuh percaya diri Fahmi Lukman memberi jawaban.
"Kalau ada pelanggaran hukum di pemerintahan itu adalah oknum dan harus dilakukan punishment (pemberian hukuman,red)," kata Fahmi sementara Lukman menyatakan "Itu adalah masa lalu, sekarang kita fokus saja membicarakan masa depan,".
Mengenai pelanggaran hukum termasuk pungutan liar ke masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelayanan pemerintahan, pasangan Rizal Mulyadi menegaskan hukum harus ditegakkan.
Suasana panas juga terjadi saat kandidat bupati pasangan nomor satu, Fahmi Massiara menyatakan bahwa prinsip tata kelola pemerintahan yang disampaikan pasangan nomor 3 belum lengkap.
"Saya ingin meluruskan bahwa prinsip – prinsip tata kelola pemerintahan yang disampaikan pasangan nomor 3 tidak lengkap, karena bukan 8 tapi 10," kata Fahmi yang kemudian disambut antusias para pendukungnnya.
Para pendukung nomor satu bernyanyi meneriakkan yel – yel dukungan.
Suasana "panas" juga terjadi saat calon wakil bupati Mulyadi Bintaha menanyakan ke pasangan nomor Dua tentang upaya dalam mewujudkan pemerintah yang baik.
Sebelum melontarkan pertanyaan, Mulyadi terlebih dahulu melontarkan gagasannya tentang visinya mewujudkan pemerintah yang baik,
"Untuk mewujudkan pemerintah yang baik itu antara lain birokrasi pemerintahan yang profesional, kalau kandidat nomor Dua bagaimana mewujudkannya," kata Mulyadi.
Mendapat "serangan" bagaimana visinya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, calon bupati Arifin Nurdin mengatakan akan berprinsip pada prinsip transparan, partisipatif dan akuntabel.
"Semua warga harus bisa terlibat mulai perencanaan hingga pengawasan pembangunan, kami akan buat call centre 24 jam dimana warga bisa berkomunikasi langsung ke kami berdua," balas Arifin.
Keriuhan pada debat kali ini bahkan sudah cenderung mengganggu pelaksanaan debat, pasalnya beberapa kali suara kandidat tidak jelas saat berbicara karena disela teriakan dari para pendukung.
Teriakan dari sesama pendukung dibalas teriakan lain dari pendukung lainnya.
Di luar gedung, KPUD Majene memasang 3 tenda dilengkapi televisi besar sehingga warga yang tidak bisa masuk dapat mengikuti debat secara langsung melalui layar kaca.
"Alhamdulillah debat bisa berjalan sukses, lancar, kita berharap akan semakin mendorong peningkatan partisipasi warga dengan mengetahui visi misi para calon," kata ketua KPUD Majene, Asmanuddin.
Debat kandidat ini juga akan disiarkan tunda Lembaga Penyiaran TVRI Sulbar namun penyelenggara belum mengumumkan jadwal penyiarannya.(afsar)