Muhammad Sobhin pedagang tahu dan tempe di Pasar Sentral Majene
Majene, mandarnews.com – Saat ini isu kenaikan harga kedelai menjadi isu Nasional. Hampir seluruh daerah yang ada di Indonesia mengalami hal sama, begitupun di Kabupaten Majene.
Untuk di Majene sendiri, kenaikan harga kedelai juga berpengaruh pada penjualan tahu dan tempe.
Menurut penjual tahu dan tempe di Pasar Sentral Majene, Muhammad Sobhin, kenaikan kedelai saat ini betul berpengaruh pada penjualan tahu dan tempe, sebab bahan utama pembuatannya dari kedelai.
Tapi ujar penjual ini, hal itu tidak terlalu berpengaruh untuk saat ini. Karena menurutnya, tahu dan tempe yang diambil dari pembuat tidak ada perbedaan harga dari sebelumnya. Hanya saja, ukuran tahu dan tempe agak sedikit kecil.
“Jadi ada beberapa solusi yang saya lihat dari pengrajin tahu dan tempe ini terkait kenaikan kedelai, dimana ukurannya lebih kecil,” jelas Sobhin, Rabu (6/1) di Pasar.
Lanjut Sobhin, mungkin hal itu dilakukan agar pengrajing, penjual dan konsumen bisa sama – sama enak, sehingga tidak dinaikkan harganya.
“Selain ukuran yang diubah, biasanya kuantitas dari barang juga berubah, misal tahu yang tadinya seribu 5 dengan ukuran kecil, tapi karena ukuran yang dijualkan normal, kemudian jadi seribu 4,” kata Sobhin.
Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang tahu dan tempe lainnya, Hasra contohnya. Menurut Hasra, kenaikan harga kedelai tidak berpengaruh secara signifikan pada harga jual tahu dan tempe untuk di Majene.
Tapi menurutnya, hanya saja ukuran dari bahan makanan pokok ini lebih kecil dari sebelumnya sebelum adanya kenaikan harga kedelai.
“Kami tidak tau jelas kenapa terjadi kenaikan kedelai, karena sangat jarang untuk di Majene, rata – rata setau saya para pedagang atau pengrajin tahu mengambil kedelai dari Wonomulyo,” ucap Hasra.
Sementara, salah satu pengrajin tahu di Majene, Ahmad Suhaidi mengaku ia memilih tidak menaikkan harga jual tahu karena khawatir konsumen akan mengurangi jumlah pembelian.
“Yang jelas, solusinya, kami memilih mengurangi ukuran tahu agar tidak merugi akibat lonjakan kedelai saat ini,” jelas Ahmad.
Kata Ahmad, saat ini kedelai mengalami lonjakan harga yang tadi Rp. 7.500 perkilo kini tembus menjadi Rp. 9.400 perkilo.
“Lumayan, ada kenaikan Rp. 1.900 , makanya kami lebih memilih mengurangi ukuran tahu, dimana sedikit lebih kecil agar tidak merugi dan biar tetap jalan,” tutup Ahmad.
Reporter : Putra