H.Tahir usai memberi makan kerbaunya. Foto : Hapri/mandarnews.com
MAMASA, mandarnews.com – Kerja keras membuahkan hasil adalah kalimat yang cocok untuk H. Tahir Tayeb yang telah menekuni usaha ternak kerbau di Desa Buntubuda, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa hingga memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan.
Usaha ternak kerbau ditekuni beberapa warga di Kabupaten Mamasa dan telah diterapkan secara turun-temurun. Minimnya fasilitas dan pemahaman pada usaha tersebut sehingga dominan masyarakat masih mengelola secara tradisional.
Salahsatu penunjang usaha tersebut adalah budaya masyarakat Mamasa dan Toraja, dimana setiap acara duka cita (Rambusolo) dominan masyarakat membutuhkan kerbau untuk upacara pemakaman.
Harganya yang fantastis dan bervariasi memberikan keunikan tersendiri pada usaha ternak kerbau. Jenis-jenis kerbau dan kisaran harga menurut salah satu pengusaha ternak kerbau di Kota Mamasa, H.Tahir Tayeb saat ditemui di lokasi usahanya, Senin (5/2/18).
Jenis kerbau sesuai pemahaman warga Mamasa yakni, Tedong Doti (Kerbau Belang) yang dapat dijual dengan harga Rp 100-300 juta lebih, Tedong Lotong (Kerbau Hitam) dapat dijual sekitar Rp 15-25 juta, Tedong Pakolong ( Bagian belakang Hitam dan badan putih) dengan kirasan harga Rp 80-120 juta, Tedong Bonga (Bagian Kepala Belang) 50-120 juta, Tedong Bonga Tengnge’ (Belang sampai leher) Rp 100-150 juta sedangkan Tedong Tekken Langi (Tanduk sebelah yang mengarah ke atas dan sebelah ke bawah) harganya belum diketahui dan masih banyak jenis kerbau lainnya yang juga memiliki harga fantastis.
H.Tahir Tayeb telah menekuni usaha itu sejak enam tahun lalu. Menurutnya, potensi usaha kerbau di Mamasa sangat menjanjikan. Alasannya, bukan hanya warga Mamasa yang membutuhkan namun warga Toraja juga sering berdatangan ke Mamasa untuk membeli kerbau apalagi letak Toraja cukup berdekatan dengan Mamasa.
Jumlah kerbau yang dipelihara H. Tahir telah mencapai 15 ekor namun sebagian dipelihara orang dengan sistim bagi hasil atau sistim upahan Rp 1,5 juta perbulan.
Ia menerangkan, untuk sektor usaha ternak kerbau memang membutuhkan keseriusan sebab jika hanya memelihara 1-2 ekor masih rugi pada biaya pemeliharaan dan waktu. Jika usaha ternak kerbau dilakukan serius sebenarnya satu orang mampu memelihara 10-12 ekor dengan catatan memiliki lahan pakan atau rumput.
Tahir mengungkapkan, awalnya usaha itu dimodali Rp 60 juta dan setelah berjalan enam tahun ia memperoleh keuntungan hingga Rp 200 juta di luar modal dan upah bagi buruh yang membantu memelihara kerbau.
Lanjutnya, Harga kerbau belang yang betina dapat mencapai Rp 30 juta, kalau jantan bisa mencapai 150 juta hanya tidak dijual karena pejantan kurang. Sedangkan kerbau hitam yang betina dapat dijual Rp15 juta dan jantan Rp 20-25 juta.
H. Tahir menjelaskan, berternak kerbau perlu memiliki perhitungan yang jelas sehingga dominan hasil anak kerbau miliknya dijual untuk dijadikan modal membeli kerbau yang besar lantaran perhitungan Tahir pengeluaran lebih besar dalam memelihara anak kerbau karena membutuhkan jangka waktu empat tahun untuk menjadi kerbau dewasa.
Ia berpendapat, masyarakat tidak harus malu disebut gembala kerbau (Pakkambik Tedong) sebab yang terpenting hasilnya.
Saya sangat berharap pihak penyuluh perternakan hadir memberi pemahaman ke masyarakat yang aktif berternak kerbau agar pemeliharaan kerbau tidak hanya dilakukan secara tradisional saja,” paparnya.
Tahir mengatakan, pihak penyuluh peternakan nyaris tidak dirasakan peranannya bagi peternak kerbau karena nanti mereka hadir jika dipanggil. (Hapri)