Apalagi, lanjutnya, di dalamnya sudah menggunakan dan memanfaatkan teknologi, inovasi, digitalisasi, riset, jejaring, dan kerja sama yang kuat dengan semua pihak.
Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Indonesia pada Desember 2019 saja telah mengalami peningkatan sebesar 24,35 persen, atau jika diangkakan ke dalam bentuk dolar, nilainya mencapai USD 370 juta.
Pada bagian ini, sektor perkebunan menjadi komoditas ekspor yang cukup tinggi dan menjadi andalan ekspor Indonesia di samping beberapa komoditas hortikultura dan peternakan bernilai tinggi seiring meningkatnya konsumsi dan perubahan gaya hidup masyarakat global.
Beberapa komoditas yang terus menunjukkan peningkatan beberapa waktu ini antara lain kelapa sawit, kakao, karet dan kopi.
Ada juga komoditas pertenakan, khususnya perunggasan dan sarang burung walet. Untuk produk hortikultura seperti sayur dan buah juga terus meningkat. Secara umum, kontribusi sektor pertanian dalam eksport non-migas mengalami peningkatan signifikan.
Pada 2018, kontribusi ekspor sektor pertanian mencapai 2,11 persen dari total ekspor non-migas senilai kurang lebih 500 triliun. Namun pada tahun 2019, angka ini meningkat menjadi 2,34 persen atau setara dengan 550 triliun.
Jika Gratieks dapat berkontribusi penuh pada 2024, maka potensi ekspor Indonesia diperkirakan mencapai Rp. 1,800 triliun. Angka ini sama dengan atau equal 7,5 persen kontribusi sektor pertanian terhadap total eksport non-migas. (rilis Kementan)
Editor: Ilma Amelia