Bendungan Kayuangin mengalami pendangkalan. Foto: Busriadi
Malunda – Debit air di Bendungan Kayuangin, Dusun Kayuangin Utara Desa Kayuangin Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat semakin berkurang dan dangkal. Akibat dangkalnya sungai tersebut, salah satu objek wisata di desa ini pengunjung pun juga semakin berkurang.
Selain berkurangnya pengunjung, dampak lain adalah membuat warga setempat enggan mencuci pakaian dan mandi di sungai dikarenakan airnya kotor.
“Sudah tidak turun mencuci pakaian di sungai maupun mandi karena naik lumpurnya dan keruh. Kalau sudah dari sungai mandi pasti badan kami gatal-gatal. Kami pakai air dari PDAM dan Pamsimas,” kata Husni warga setempat, Senin 20 Agustus 2018.
Menurut Husni, berkurangnya debit air di Bendungan Kayuangin sudah berlangsung sepekat terakhir.
“Pengunjung yang datang juga tidak lagi sama dengan hari-hari sebelumnya. Paling satu dua orang kalau hari Sabtu atau Munggu. Apalagi bebek-bebek (salah satu jenis permainan di Bendungan Kayuangin) tidak bisa jalan kalau dangkal,” ujar Husni.
Serupa dikatakan Munir, akibat dangkalnya sungai Bendungan Kayuangin membuat dirinya tidak lagi mandi di sungai melainkan memanfaatkan air dari PDAM maupun Pamsimas.
“Karena ada pipa PDAM dan Pamsimas. Itu yang kami pakai sementara untuk kebutuhan air sehari-hari,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Kayuangin Utara Mas Udi mengungkapkan, keringnya Bendungan Kayuangin dikarenakan pintu sebelah sisi kiri dan kanan terbuka.
“Tapi, sebenarnya disengaja dibuka karena warga di sini mau tangkap ikan. Kalau pintu sebelah kiri kita biasa tutup,” katanya.(Busriadi)