Tentang Baharuddin Lopa. Sejumlah warga dan relawan Armada Pustaka Mandar nontpng bareng dua film dokumenter tentang Baharuddin Lopa di Nusa Pustaka, Pambusuang, Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu 6 Januari 2018. Foto : Ridwan Alimuddin
Polman, mandarnews.com – Pembicaraan mengenai pengusulan tokoh-tokoh Mandar untuk menjadi Pahlawan Nasional semakin semarak. Bila sebelumnya adalah Andi Depu, kali ini muncul wacana mengusulkan Baharuddin Lopa, putra Pambusuang, Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) sebagai Pahlawan Nasional.
Diskusi awal mengenai hal itu berlangsung di Perpustakaan Museum Nusa Pustaka, Pambusuang, Sabtu malam 6 Januari 2018.
“Ide diskusi ini berasal dari Kak Safar, putra Mandar yang sekarang bermukim di Samarinda, Kalimantan Timur, yang getol mendorong beberapa putra Mandar menjadi Pahlawan Nasional baik Andi Depu maupun Baharuddin Lopa,” kata relawan Armada Pustaka Mandar., Muhammad Ridwan Alimuddin.
“Beberapa hari lalu menyampaikan tawaran bisa nggak ada diskusi awal tentang kepahlawanan Baharuddin Lopa di Pambusuang. Ide itu tentu kami sambut, kan kami tinggal di Pambusuang dan Nusa Pustaka hanya berjarak sekian meter dari rumah almarhum Baharuddin Lopa,” lanjutnya.
Makin banyak yang diusulkan makin baik, tapi yang paling penting proses atau tahapan yang sudah dan akan dilalui. Menurut Safar, Baharuddin Lopa itu layak untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.
“Beliau sudah melampaui kemampuan dirinya dan dilakukan sepanjang hidup, khususnya dibidang penegakan hukum. Secara administratif, beliau banyak mendapat penghargaan dari negara, yakni Bintang Mahaputra Adipradana. Nah selangkah diatasnya adalah Pahlawan Nasional. Kan aneh jika malah daerah lain yang mengusulkan, misalnya Jakarta atau Sulawesi Selatan sebab karir Baharuddin Lopa banyaknya disitu,” kata Safar.
Harapan Safar, ke depan ide ini didukung oleh masyarakat Sulbar, terkhusus orang Pambusuang, tempat Baharuddin Lopa berasal. Dukungan itu bisa dilakukan lewat dua kali seminar, bertaraf kabupaten dan provinsi.
“Kita laksanakan sederhana saja, sesuai prinsip almarhum Baharuddin Lopa. Saya yakin banyak yang bersedia menjadi pembicara, seperti Abraham Samad dan atau Bambang Widjayanto. Belum lagi pembicara dari Mandar sendiri, misalnya pak Suradi Yasil, keluarga Baharuddin Lopa dan kawan-kawan Baharuddin Lopa,” harap Safar.
“Insya Allah kita bisa terlibat, kita di sini tinggal eksekusi. Untuk seminar lingkup kabupaten bisa dilaksanakan Februari, provinsi Maret. Kebanggaan tersendiri bisa terlibat dalam kegiatan ini,” ungkap Urwa, pemuda Pambusuang.
Terlepas dari wacana Baharuddin Lopa sebagai Pahlawan Nasional, pembicaraan tentang sosok Baharuddin Lopa, khususnya semangat, idealisme dan kehidupannya yang bersahaja patut terus disebarkan. Terkhusus ke generasi muda.
Hal itu penting, sebab ada kecenderungan, ingatan atau memori kolektif tentang Baharuddin Lopa mulai hilang. Hal itu disampaikan oleh Muhammad Ridwan Alimuddin yang pernah membuat film dokumenter “Baharuddin Lopa: Kesejatian dari Pambusuang”. Film tersebut diputar di acara diskusi di Nusa Pustaka, selain film produksi Kompas TV dan WatchDoc berjudul “Baharuddin Lopa: Jejak Langkah Sang Adhyaksa. (***)
Catatan: Siaran Pers dari Armada Pustaka Mandar