![](https://i1.wp.com/mandarnews.com/wp-content/uploads/2023/10/usman-suhuria.jpeg?fit=663%2C442&ssl=1)
Wakil Ketua DPRD Sulbar, Usman Suhuriah.
Mamuju, mekora.id – Wakil Ketua DPRD Sulawesi Barat (Sulbar), Usman Suhuriah, mengatakan banyak program tidak terlaksana yang disebakan oleh kurangnya komunikasi. Menurtnya, kegagalan sejumlah program kerja pemerintah disebabkan komunikasi yang tidak berjalan.
Hal itu sampaikan Usman, dalam rapat penanggulangan stunting di ruang Aspiras Kantor DPRD Sulawesi Barat, Jumat (4/8/2023).
“Statistik Sulbar adalah daerah yang mengalami prevalensi stunting tertinggi kedua secara nasional. Cukup beralasan bila pemda harus kerja serius dan fokus ke masalah stunting,” kata Usman Suhuriah, Jumat (4/8/2023).
Menurut Usman, konteks penanganan stunting ini, karena tidak murni sebagai masalah kesehatan, gizi buruk, melemahnya ekonomi warga, tingkat pendidikan dan lain sebagainya, tetapi juga terkait faktor lain seperti kesadaran masyarakat dan stakeholder lain terkait dengan masalah stunting.
“Apa itu stunting, apa dampak yang akan diterima oleh warga dan daerah ini dengan permasalahan serta dampaknya ke masa depan. Apa dan bagaimana cara bersama-sama untuk menemukan jalan keluarnya. Bila tidak terbangun kesadaran dari warga dan pelaku program, maka besar kemungkinan masalah stunting tambah rumit diatasi,” jelas politisi Partai Golkar ini.
Tantangan menjalankan yakni membuat seluruh stakeholder dapat memahami langkah yang dijalankan. Untuk itu Usman berharap, masalah stunting ini dapat dikerjakan bersama dan dimengerti publik.
Untuk itu kata Usman, Pemda harus disiplin dan melakukan komunikasi lintas sektor agar program penanganan stunting dapat berjalan baik.
“Pemda juga sebaiknya memperkuat kelembagaan penanganan stunting yang sudah ada, kelembagaannya yang sudah ada yang diperkuat. Seperti satgas stunting, termasuk TPPS atau tim percepatan penurunan stunting yang dibentuk di kabupaten hingga ke desa kelurahan,” saran Usman.