Hal menarik dan patut diapresiasi, kata Amirullah, pemerintah desa antusias melibatkan relawan.
Saat ini yang paling dibutuhkan adalah partisipasi masyarakat untuk edukasi sosial distancing. Olehnya itu pihaknya pun bekerjasama PKM Kecamatan Matakali gencar sosialisasi terkait pencegahan virus corona, melakukan aksi kemanusiaan hingga menyasar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Polewali dan fasilitas layanan umum, serta unit transfusi darah (UTD).
“Di Lapas Polewali kita laksanakan edukasi cuci tangan, penggunaan alat perlindungan diri dan desinfektan, lalu di UTD juga dilakukan karena higienitas sarana donor darah juga penting untuk memenuhi permintaan pasien yang membutuhkan, namun tetap meningkatkan kewaspadaan,” terangnya.
PMI menyiapkan alat dan bahan untuk cuci tangan dan media edukasi masyarakat . Penempelan selebaran sosialisasi cuci tangan yang benar oleh personil relawan SIBAT dilakukan dari rumah ke rumah warga.
Diharapkan Gugus Tugas penanganan Covid -19 mulai tingkat Desa hingga Kabupaten agar agresif dan kreatif dalam penanganan kasus bencana non alam.
Amirullah menyebut kondisi daerah ini rawan maka semua pihak terkait, termasuk PMI mesti lebih siaga dalam penanganan Covid-19.
“Wilayah ini zona kuning, hanya saja fenomena di masyarakat situasinya warga takut melaporkan dirinya yang sedang sakit di Puskesmas sehingga pemantauan orang yang datang dari dan pergi belum maksimal,” tutupnyanya.
Berdasarkan peta yang dikelurakan Dinkes Polewali Mandar per tanggal 26 Maret 2020, wilayah zona kuning berada di kecamatan Bulo, Luyo, Mapilli, Tinambung, Balanipa, Campalagian, Wonomulyo, Binuang dan Polewali. Penentuan zona kuni itu berdasarkan terdapatnya orang berstatus ODP (orang dalam pemantauan). Dari semua kecamatan itu, Wonomulyo yang terbanyak ODPnya yakni 15 orang.
Di Polewali Mandar juga terdapat zona merah karena memiliki 1 orang PDP (Pasien dalam Pengawasan) yakni kecamatan Tapango. (mg1)