Faktanya, MNC Group, yang menguasai RCTI, MNC TV, Global TV, dan berbagai jaringan media lainnya, sering menampilkan berita yang seragam dan cenderung mendukung kepentingan politik Harry Tanoesoedibjo, yang juga merupakan politisi. Monopoli ini membuat narasi tertentu menjadi dominan di media tersebut.
Perusahaan media seperti MetroTV atau MNC Group memang milik pribadi Surya paloh atau Harry Tanoesoedibjo, tapi ruang publik yang mereka manfaatkan itu tentu saja bukan milik Pribadi Surya Paloh atau Harry Tanoesoedibjo yang bisa dikuasai seenaknya. Undang-undang penyiaran jelas mengatur soal pemanfaatan ruang penyiaran publik.
Keempat, Penyembunyian Isu Penting (News Blackout)
Media bisa dengan sengaja tidak meliput atau meminimalkan pemberitaan tentang isu-isu tertentu yang berpotensi merugikan kepentingan politik pemilik atau afiliasi politik mereka. Ini sering terjadi pada kasus-kasus korupsi atau skandal yang melibatkan elit politik yang didukung oleh pemilik media.
Faktanya, Kasus dugaan pelanggaran HAM oleh aparat di Papua sering mengalami news blackout atau liputan yang sangat minim di media nasional, terutama yang terafiliasi dengan pemerintah, meskipun isu ini menjadi perhatian luas di dunia internasional.
Kelima, Pengalihan Isu (Issue Diversion)
Media dapat sengaja mengalihkan perhatian publik dari isu besar yang merugikan dengan mengedepankan isu lain yang dianggap lebih aman atau lebih mendukung kepentingan politik mereka. Pengalihan ini sering kali disertai dengan liputan yang berlebihan terhadap topik yang sebetulnya tidak terlalu signifikan, seperti berita hiburan atau kasus kriminal kecil.
Banyak fakta terkait situasi ini. Ketika terjadi kasus besar seperti korupsi di lingkungan pemerintah, sering kali media menyajikan berita-berita ringan atau isu kriminal kecil yang viral untuk mengalihkan perhatian publik dari isu besar tersebut.
Keenam, Penggunaan Jurnalis Bayaran.
Pengelola media atau pihak tertentu kadang membayar jurnalis untuk menulis artikel atau opini yang menguntungkan pihak politik tertentu, sering kali dengan imbalan finansial atau fasilitas. Artikel ini kemudian disajikan kepada publik seolah-olah sebagai karya jurnalistik independen. Banyak fakta terkait…..(klik Page 123)