Tigabelas. Propaganda dan Kampanye Hitam.
Media bisa menjadi alat untuk menyebarkan propaganda politik atau kampanye hitam terhadap lawan politik. Pemilik media yang memiliki afiliasi politik tertentu kerap memanfaatkan saluran media mereka untuk menyebarkan informasi yang tidak valid atau setengah benar (misinformasi/disinformasi) untuk menjatuhkan pihak lawan.
Faktanya, Pada Pilpres 2019, banyak media online menyebarkan berita tentang Jokowi yang disebut sebagai bagian dari keluarga PKI. Meskipun berita ini tidak pernah terbukti benar, propaganda ini terus menerus diulang di berbagai media sosial dan portal berita tertentu yang memiliki afiliasi dengan lawan politik Jokowi.
Empatbelas. Mengaburkan Keterkaitan dengan Pemilik.
Beberapa media yang dimiliki oleh tokoh politik atau pengusaha dengan afiliasi politik tertentu tidak secara terang-terangan mengungkapkan afiliasi mereka, sehingga pembaca atau penonton tidak menyadari bahwa berita yang disajikan cenderung bias. Media ini berusaha tampil independen, meskipun sebenarnya mereka melayani kepentingan politik tertentu di balik layar.
Ada banyak fakta terkait hal ini. Media seperti Jawa Pos dan MNC Group dimiliki oleh pengusaha yang memiliki afiliasi politik jelas. Harry Tanoesoedibjo dari MNC Group, misalnya, terlibat langsung dalam politik, namun MNC tetap menampilkan diri sebagai media yang independen, meskipun banyak pemberitaan mereka condong ke pihak yang mendukung kepentingan pemiliknya.
Limabelas. Konvergensi Media dan Pengaruh Digital.
Banyak pemilik media tradisional yang juga memiliki kepentingan di platform digital, seperti portal berita online, media sosial, atau aplikasi. Melalui ini, mereka dapat memperkuat narasi politik dengan memanfaatkan algoritma dan tren online untuk menyebarluaskan berita yang pro-kepentingan politik tertentu dengan cepat dan luas. Penggunaan bots atau akun palsu di media sosial juga bisa dilakukan untuk memperkuat narasi tersebut.
Faktanya, Banyak media mainstream juga mengelola platform digital seperti Detik.com, Okezone, dan Liputan6 yang memiliki pengaruh besar di dunia digital. Pemilik media ini sering memanfaatkan platform digital mereka untuk memperkuat agenda politik dengan menggunakan strategi viral atau memanipulasi algoritma di media sosial.
Enambelas. Berita Berbayar (Advertorial Terselubung)
Berita yang disajikan sebagai konten editorial sering kali merupakan hasil dari kerja sama berbayar antara media dengan pihak politik tertentu. Konten ini dipresentasikan sebagai berita netral, namun sebenarnya adalah advertorial atau pesan sponsor yang mendukung agenda politik tertentu. Dengan cara ini, audiens tidak menyadari bahwa mereka sedang disuguhi iklan politik.
Faktanya, Banyak media yang menerbitkan advertorial atau artikel berbayar yang tidak dijelaskan secara transparan kepada pembaca. Misalnya, menjelang Pemilu, banyak artikel yang mengulas kebaikan calon-calon tertentu namun disamarkan sebagai artikel berita reguler. Tujuh Belas…..