Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Totoli Majene tangani 70 persen pasien pengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Sebagian besar pengidap ISPA itu adalah warga di Kelurahan Rangas Kecamatan Banggae.
Pola hidup picu warga rentan idap ISPA, seperti penggunaan kayu bakar dan arang tempurung kelapa. Sementara untuk kondisi demografi, angin laut juga dinilai pemicu terkena ISPA.
Terjadinya infeksi pada saluran pernapasan yang dialami sebagian besar warga di daerah Kelurahan Rangas ini menuai perhatian besar pihak PKM Totoli Kecamatan Banggae.
Dinas Kesehatan Majene melalui PKM Totoli mendeteksi warga yang mengidap ISPA ini pada triwulan ketiga atau sejak bulan Juni sampai September.
Kepada media ini, Kepala PKM Totoli, dr Wahidah mengatakan bahwa data tersebut mengacu pada hasil surveylans dan pasien yang memeriksa kesehatan. Tingginya angka penderita ISPA cukup menuai perhatian. Dia kuatir wabah ini bisa berdampak pada anak dibawah umur yang masih tipis daya tahan tubuhnya.
Apalagi, kata dia, ISPA bisa menimbulkan radang paru-paru sehingga perlu antisipasi dini. "Termasuk tindakan medis secara cepat dan tepat," jelasnya. Bentuk pencegahan dan antisipasi yang gencar dilakukan yakni dengan membuka klinik sanitasi.
Tidak sampai disitu, pihaknya juga terus membagikan obat kepada warga secara gratis yang mengidap ISPA. Soal lain yang juga sedang mendapat penanganan serius yakni wabah TBC dan Lepra atau Kusta.
Kedua penyakit tersebut, kata Dr Wahida, mengalami kenaikan cukup drastis. Triwulan ketiga saja khusus di wilayah Rangas, secara persentase capai 69 persen dari jumlah penduduk di daerah itu. Dibanding kelurahan lain yang hanya mencapai angka dibawah 30 persen yang mengidap TBC.
Kondisi ini juga terjadi untuk jenis penyakit kusta atau lepra. Menurut Dr Wahidah, penyakit kusta juga mewabah di daerah Rangas dan perlu segera dilakukan penanganan khusus.
Sama seperti ISPA, pihaknya terus membagikan obat secara gratis kepada warga yang terindikasi idap kusta.
Lebih jauh lagi disebutkan, bahwa sebagian besar pasien yang mengidap ISPA, Kusta dan TBC adalah dari kaum pria. Ketika ditanyakan sikap Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Dr Wahidah mengatakan bahwa data tersebut sudah dilaporkan.
Sekretaris Dinas Kesehatan, Nurgadima yang ditemui terpisah mengatakan jika data PKM Totoli itu benar setelah Pemkab Majene membangun PKM khusus di daerah Rangas dan Totoli.
Nurgadima mengatakan bahwa mencuatnya berbagai penyakit yang selama ini di idap warga, itu setelah tim surveylans diturunkan ke setiap rumah warga.
Sayangnya, Nurgadima tidak bisa memberi penjelasan terkait soal stock obat gratis untuk mengatasi penyakit TBC, Kusta dan ISPA yang selama ini sudah mewabah di masyarakat."Stock obat ada pada bagian logistik, kami tidak mengetahui persis jumlahnya dan seberapa besar stock tersedia untuk memenuhi kebutuhan tersebut," paparnya.
Penjelasan Sekretaris Dinkes Majene ini mewakili Kadis Kesehatan Majene, Dr Evawati yang sedang mengikuti Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim). (ahmad)