Sekretaris BPBD Majene, Gunawan
Majene, mandarnews.com – Akibat cuaca ekstrem, beberapa bencana terjadi di wilayah Kabupaten Majene. Salah satunya adalah hancurnya lima rumah warga di Apoang, Kecamatan Sendana beberapa hari lalu oleh gelombang tinggi sehingga terjadi abrasi dan tanah longsor.
Lima rumah warga yang hancur berada di dekat tanggul penahan ombak sehingga sangat rentan terjadi longsor jika abrasi.
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene, Gunawan, tanah longsor yang terjadi di Apoang akibat abrasi adalah teguran secara tidak langsung kepada masyarakat yang membangun rumah atau bangunan lainnya di dekat tanggul.
Gunawan menyampaikan, membangun di daerah tanggul atau penahan ombak itu tidak dibolehkan.
“Warga bangun rumah di area tanggul. Tanggul dan pondasi rumah bersambung. Otomatis jika air pasang dan terjadi abrasi dan longsor, tanggul rubuh, maka rumah akan juga ikut karena sangat dekat,” ujar Gunawan, Senin (13/1/2020).
Hal itu, lanjutnya, menjadi kebiasaan warga pesisir, tetapi tidak semuanya. Jika sudah melihat tanggul, awalnya mereka berjualan dengan warung kecil, kemudian besar, dan akhirnya menjadi rumah.
“Padahal 20 meter dari bibir pantai itu masih milik pemerintah karena masih masuk dalam garis pantai, tetapi kami juga tidak akan mengatakan secara langsung bahwa itu adalah salah mereka. Meskipun kita mengerti bahwa bencena tidak bisa dipungkiri,” kata Gunawan.
Ia berharap, kejadian tersebut menjadi pelajaran buat warga yang membangun rumah di atas tanggul.
Gunawan juga mengimbau agar masyarakat di pesisir terus mewaspadai potensi ombak tinggi dan angin kencang. (Putra)
Editor: Ilma Amelia