Pengusaha tahu bergantung kepada kedelai impor
karena kedelai lokal kalah kualitas.
Sementara, saat ini, harga kedelai impor terus menaik. Jika bertahan dengan
kondisi sekarang, maka lambat tapi pasti, pengusaha tahu akan bangkrut.
Terus melonjaknya harga kedelai akibat dari
melemahnya nilai tukar rupiah membuat pengusaha tahu harus memutar otak,
termasuk pengusaha tahu di Sugiwarah, Wonolmulyo Polewali Mandar. Mereka harus
hati-hati mengambil langkah.
Jika pengusaha tahu menaikkan harga jual ada
kekuatiran ditinggal pembeli karena daya beli masyarakat cenderung melamah
mengikuti lemahnya rupiah.
“Puluhan pelaku usaha pembuatan tahu
didesa sugihwarah saat ini hanya bisa pasrah menghadapi terus melonjaknya harga
kedelai impor, mereka berharap pemerintah dapat segera mengeluarkan kebijakan
agar harga kedelai impor kembali normal dan usaha mereka dapat kembali normal,”
kata Kustiono, pengusaha tahu.
Dengan berbagai pertimbangan, maka
pengusaha tahu di Sugiwarah lebih memilih mengurangi produksi serta memperkecil
ukuran tahu produksi dari ukuran normal, bahkan ukuran diperkecil mencapai 50%.
Kondisi ini sudah hampir berjalan dua
pekan. Hal ini terpaksa mereka lakukan agar usaha yang sudah mereka geluti
selama puluhan tahun tetap bertahan ditengah terus melonjaknya harga kedelai
impor.
Tak hanya itu, pengusaha tahu bahkan kini
mulai melirik kedelai lokal meski kualitasnya jauh dibawah kedelai impor. Beberapa
pengusaha tahu bahkan mulai mencampur kedelai lokal dengan kedelai impor untuk
membuat tahu. Tentu saja disadari, kualitas tahu sedikit menurun namun hal ini
dapat membantu mereka mempertahankan usahanya.(str/Rizaldy)